Kamis, 21 Desember 2023

Refrensiku MAKALAH STRES DALAM ORGANISASI

 

 Refrensiku by. Alumni stie satya darma

MAKALAH

STRES DALAM ORGANISASI




Disusun Oleh:

Nama                           :   Arta  asa

 

Kls                               : IV b

Program                       : S-1 Manajemen

Mata Kuliah                :  Manajemen Stres

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDIDIKAN RATYNI GORDA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA SINGARAJA

School of Economics with Spiritual Insight

Jalan Yudistira No. 11 Telp. (0362) 22950 Singaraja

2013 





BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1.Latar Belakang

 

Dewasa ini stres merupakan hal yang lumrah terjadi pada setiap individu ,bagaimana tidak sebab kehidupan zaman sekarang yang serba maju di segala bidang menuntut manusia harus mengikuti arus perkembangan yang serba pesat tersebut .Dinamika tersebut melahirkan tuntutan-tuntutan yang tentunya menimbulkan dampak negatif bagi jiwa (psikis) dan rohani (psikologis) seseorang .

Stres yang terlalu berat dapat mengancam dan menghambat kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, karenanya secara umum stres sering diterapkan sebagai tekanan umum terhadap perasaan hidup manusia. Dalam konteks organisasi, stres yang sering dialami diri para pekerja dapat berkembang berupa gejala tekanan sebagai faktor pengganggu terhadap prestasi kerja mereka.

Stress dapat juga membantu atau fungsional. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress yang dialami oleh karyawan tersebut .

Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan menggali lebih dalam mengenai stress  dalam organisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam hal ini ialah :

·         Pengertian stress

·         Jenis-jenis stress

·         Menanggapi Penyebab stres bagi karyawan dalam organisasi baik berupa respon positif  (Eustress) dan negative (Distress)

·         Faktor-faktor pemicu stress

·         Akibat stress

·         Cara mengatasi Stress (Mengelola stress)

 

 

1.3.Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas ,maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui pengertian stress,jenis-jenis stress, Menanggapi Penyebab stres bagi karyawan dalam organisasi baik berupa respon positif  (Eustress) dan negative (Distress),  faktor pemicu stress,akibat stress serta cara mengatasi/mengelola stress tersebut .

 

 

1.4 Metode Penulisan

    Makalah ini ditulis dengan metode observasi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan pengumpulan data/fakta yang cukup efektif melalui internet dan referensi lain .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1. Pengertian Stres

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang , tuntutan , atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting . Stress adalah beban  rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri , sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensihasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.

 

 

2.2.Jenis-Jenis Stress

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

•    Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

•     Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

 

 

2.3  Menanggapi Penyebab Stres Bagi Karyawan Dalam Organisasi Baik Berupa Respon Positif  (Eustress) Dan Negative (Distress)

Penyebab stres bagi karyawan dalam suatu organisasi tentu saja sebagian besar berhubungan dengan  pekerjaannya. Ketika penaksiran sebuah penyebab stress sudah dibuat oleh individu  atau karyawan dimana ia bekerja maka respons dapat ditentukan dengan baik. Dengan kata lain, menafsirkan sesuatu peristiwa atau masalah bisa berupa respon positif  (Eustress) dan negative (Distress).

Dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik. Misalnya saja, kita dihadapkan dengan banyaknya tugas kuliah yang harus segera di kumpulkan, disatu sisi kita sedang menghadapi suatu masalah dalam keluarga yang sangat rumit, lalu banyaknya masalah yang timbul di salah satu organisasi contohnya seorang dihadapkan dengan beban kerja yang berat atau menumpuk dengan waktu penyelesaian yang terbatas ditambah lagi tekanan dari atasan,  sehingga kita sulit membagi waktu, dan kurang berkonsentrasi dalam melakukan semua kegiatan. Sehingga lama-kelamaan hal-hal tersebut menekan kita dan membuat kita stress. Apabila kita sebagai karyawan  kurang mempersiapkan diri menghadapi peristiwa atau permasalahan tersebut maka siap-siaplah akan menanggung konsekuensinya sehingga akan mengakibatkan respon stress negative atau juga disebut dengan distress. Tetapi sebaliknya apabila kita  mengubah stress yang datang tersebut menjadi respon positif  (Eustress) dengan  berpikir bahwa semua peristiwa atau permasalahan yang terjadi kita jadikan sebagai tantangan dan juga semua beban kerja yang kita lakukan akan setimpal dengan yang akan kita peroleh misalnya mendapatkan upah honor sesuai dengan beban kerja dan diimbangi dengan kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi dalam melakukan pekerjaan mungkin  semua permasalahan yang akan mengakibatkan respon stress negative (Distress) dapat kita kendalikan  dan hindari. Tetapi untuk mengubah stress yang muncul menjadi  respon positif  (Eustress) ada batasannya misalnya  ketika seseorang mengalami tekanan pada saat akan mengahadapi suatu permasalahan. Kita merasakan tekanan yang akan membuat kita semangat dalam belajar, semangat agar pada saat kita menghadapi permasalahan  kita mendapat nilai yang bagus. stres dapat juga meningkatkan produktivitas, ketika mendapat tekanan, kebanyakan dari kita akan lebih giat, lebih rajin untuk melakukan tugas-tugas kita,  tapi ada batasnya. Apa itu batasnya?  Menurut saya Batas stres meningkatkan produktivitas adalah sampai pada saat stres berada di level maksimal, di level ini, orang yang stres cenderung untuk tidak melakukan apa pun karena terlalu tertekan sampai bingung mana yang harus dikerjakan lebih dulu mana yang nanti. Akibatnya jelas, tidak ada pekerjaan yang terselesaikan.

 

2.4.Faktor-Faktor Pemicu Stress

•    Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress.  Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.

•    Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demand, interpersonal demands, dan organizational leadership.

Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a.       Role Demands

     Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b.      Interpersonal Demands

     Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.

c.       Organizational Leadership

     Berkaitan dengan peran  yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

 

     Dari  faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).

•    Faktor pribadi

     Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.

 

 

2.5.Akibat Stress

1. Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres  :

* Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung

* Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

* Sensitif dan hyperreactivity

* Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

* Komunikasi yang tidak efektif

* Perasaan terkucil dan terasing

* Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

* Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi

* Kehilangan spontanitas dan kreativitas

* Menurunnya rasa percaya diri

 

2. Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

* Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular

* Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)

* Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)

* Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan

* Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)

* Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada

* Gangguan pada kulit

* Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot

* Gangguan tidur

* Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker

 

3. Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

* Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan

* Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

* Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan

* Perilaku sabotase dalam pekerjaan

* Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas

* Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi

* Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi

* Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas

* Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman

* Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

 

2.6.Cara Mengatasi Stress (Mengelola Stress)

Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.

 

1.      Pendekatan Individual

     Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.

2.      Pendekatan Organisasional

     Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.   
Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental. Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial (Margiati, 1999:77-78):

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1.KESIMPULAN

Bahwa stress yang dialami oleh seseorang di picu oleh faktor lingkungan (ekonomi ,politik dan teknologi ) ,faktor organisasi (role demand, interpersonal demands, dan organizational leadership) ,serta faktor pribadi (yang berasal  dari dalam keluarga) dapat mengakibatkan gangguan psikologis,fisiologis dan perilaku seseorang dalam suatu organisasi dan lingkungan .

stress tidak dengan sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks  negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu peluang bila stres itu menawarkan perolehan yang potensial .

Penyebab stres bagi karyawan dalam suatu organisasi tentu saja sebagian besar berhubungan dengan  pekerjaannya, tugas manajemen agar karyawan mengelola stres kerja (pendekatan individual dan organisasional)  dan memiliki semangat kerja dan  moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan dan terhindarnya stres kerja maka produktivitas pun akan meningkat.

Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 

 

http://id.wikipedia.org/wiki/Stres ,

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/stress-kerja-definisi-dan-faktor.html  ,

http://kasturi82.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-stres.html ,

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/penanganan-stress-kerja.html ,

http://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-dampak-stres-dan-tingkat-kepuasan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan/ .

 

1 komentar: