MAKALAH
STRES DALAM ORGANISASI
Disusun
Oleh: Nama : Arta asa
Kls : IV b Program : S-1 Manajemen Mata Kuliah : Manajemen Stres
|
PENDIDIKAN RATYNI GORDA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA SINGARAJA
Jalan
Yudistira No. 11 Telp. (0362) 22950 Singaraja
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini stres merupakan hal yang
lumrah terjadi pada setiap individu ,bagaimana tidak sebab kehidupan zaman
sekarang yang serba maju di segala bidang menuntut manusia harus mengikuti arus
perkembangan yang serba pesat tersebut .Dinamika tersebut melahirkan
tuntutan-tuntutan yang tentunya menimbulkan dampak negatif bagi jiwa (psikis)
dan rohani (psikologis) seseorang .
Stres yang terlalu berat dapat
mengancam dan menghambat kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan,
karenanya secara umum stres sering diterapkan sebagai tekanan umum terhadap
perasaan hidup manusia. Dalam konteks organisasi, stres yang sering dialami
diri para pekerja dapat berkembang berupa gejala tekanan sebagai faktor
pengganggu terhadap prestasi kerja mereka.
Stress dapat juga membantu atau
fungsional. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi
untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar
tingkat stress yang dialami oleh karyawan tersebut .
Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan menggali
lebih dalam mengenai stress dalam
organisasi.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam hal ini ialah :
·
Pengertian stress
·
Jenis-jenis stress
·
Menanggapi Penyebab
stres bagi karyawan dalam organisasi baik berupa
respon positif (Eustress) dan negative (Distress)
·
Faktor-faktor pemicu stress
·
Akibat stress
·
Cara mengatasi Stress (Mengelola
stress)
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas ,maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah Untuk
mengetahui pengertian stress,jenis-jenis stress, Menanggapi Penyebab stres bagi karyawan dalam
organisasi baik berupa respon positif (Eustress)
dan negative (Distress), faktor
pemicu stress,akibat stress serta
cara mengatasi/mengelola stress tersebut .
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan metode
observasi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan pengumpulan data/fakta yang
cukup efektif melalui internet dan referensi lain .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang , tuntutan , atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting . Stress adalah beban rohani
yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri , sehingga perbuatan kurang
terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun
biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif
ketika menjadi peluang saat menawarkan potensihasil. Sebagai contoh, banyak
profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu
yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan
kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif.
Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai
tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan,
atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai
stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan
bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya
dibanding stres hambatan.
2.2.Jenis-Jenis Stress
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres
menjadi dua, yaitu:
• Eustress, yaitu hasil dari respon
terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat
membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi
yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan
tingkat performance yang tinggi.
• Distress, yaitu hasil dari
respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif
(bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga
organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan,
dan kematian.
2.3 Menanggapi Penyebab Stres Bagi Karyawan Dalam Organisasi Baik Berupa Respon
Positif (Eustress) Dan Negative (Distress)
Penyebab stres
bagi karyawan dalam suatu
organisasi tentu saja sebagian besar berhubungan
dengan pekerjaannya. Ketika penaksiran
sebuah penyebab stress sudah dibuat oleh individu atau karyawan dimana ia bekerja maka respons
dapat ditentukan dengan baik. Dengan kata lain, menafsirkan sesuatu peristiwa
atau masalah bisa berupa respon positif
(Eustress) dan negative (Distress).
Dalam
kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi
individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik. Misalnya
saja, kita dihadapkan dengan banyaknya tugas kuliah yang harus segera di
kumpulkan, disatu sisi kita sedang menghadapi suatu masalah dalam keluarga yang
sangat rumit, lalu banyaknya masalah yang timbul di salah satu organisasi
contohnya seorang dihadapkan dengan beban kerja yang berat atau menumpuk dengan
waktu penyelesaian yang terbatas ditambah lagi tekanan dari atasan, sehingga kita sulit membagi waktu, dan kurang
berkonsentrasi dalam melakukan semua kegiatan. Sehingga lama-kelamaan hal-hal
tersebut menekan kita dan membuat kita stress. Apabila kita sebagai
karyawan kurang mempersiapkan diri
menghadapi peristiwa atau permasalahan tersebut maka siap-siaplah akan
menanggung konsekuensinya sehingga akan mengakibatkan respon stress negative
atau juga disebut dengan distress. Tetapi
sebaliknya apabila kita mengubah
stress yang datang tersebut menjadi respon positif (Eustress)
dengan berpikir bahwa semua peristiwa
atau permasalahan yang terjadi kita jadikan sebagai tantangan dan juga semua
beban kerja yang kita lakukan akan setimpal dengan yang akan kita peroleh
misalnya mendapatkan upah honor sesuai dengan beban kerja dan diimbangi dengan kemampuan
adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
mungkin semua permasalahan yang akan
mengakibatkan respon stress negative (Distress)
dapat kita kendalikan dan
hindari. Tetapi untuk mengubah stress yang muncul menjadi respon positif (Eustress)
ada batasannya misalnya ketika
seseorang mengalami tekanan pada saat akan mengahadapi suatu permasalahan. Kita
merasakan tekanan yang akan membuat kita semangat dalam belajar, semangat agar
pada saat kita menghadapi permasalahan
kita mendapat nilai yang bagus. stres dapat juga meningkatkan
produktivitas, ketika mendapat tekanan, kebanyakan dari kita akan lebih giat,
lebih rajin untuk melakukan tugas-tugas kita,
tapi ada batasnya. Apa itu batasnya?
Menurut saya Batas stres meningkatkan produktivitas adalah sampai pada
saat stres berada di level maksimal, di level ini, orang yang stres cenderung
untuk tidak melakukan apa pun karena terlalu tertekan sampai bingung mana yang
harus dikerjakan lebih dulu mana yang nanti. Akibatnya jelas, tidak ada
pekerjaan yang terselesaikan.
2.4.Faktor-Faktor
Pemicu Stress
• Faktor Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.Dalam faktor lingkungan
terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi,
politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena
stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya
perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi
akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat
dengan adanya teknologi yang digunakannya.
• Faktor Organisasi
Didalam
organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demand, interpersonal demands, dan organizational leadership.
Pengertian
dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi
akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang
ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b.
Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi.
Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan
lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan
kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan
menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan
karyawan lainnya.
c.
Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam
suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins,
2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau
menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan
karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau
menekankan pada hal pekerjaan saja.
Dari faktor organisasi di atas juga akan
menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari
tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu
pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam
mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima
sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).
• Faktor pribadi
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan
pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan
yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan
seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang
tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga
serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik
pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress
terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga
untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur
dengan benar dalam kepribadian seseorang.
2.5.Akibat
Stress
1. Gejala psikologis
Berikut ini
adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian
mengenai stres :
* Kecemasan,
ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
* Perasaan
frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
* Sensitif
dan hyperreactivity
* Memendam
perasaan, penarikan diri, dan depresi
* Komunikasi
yang tidak efektif
* Perasaan
terkucil dan terasing
* Kebosanan
dan ketidakpuasan kerja
* Kelelahan
mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
* Kehilangan
spontanitas dan kreativitas
* Menurunnya
rasa percaya diri
2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala
fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
* Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan
kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
* Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh:
adrenalin dan noradrenalin)
* Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan
lambung)
* Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan
kecelakaan
* Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami
sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
* Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi
yang ada
* Gangguan pada kulit
* Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah,
ketegangan otot
* Gangguan tidur
* Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi
kemungkinan terkena kanker
3. Gejala perilaku
Gejala-gejala
perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
* Menunda, menghindari pekerjaan,
dan absen dari pekerjaan
* Menurunnya prestasi (performance)
dan produktivitas
* Meningkatnya penggunaan minuman
keras dan obat-obatan
* Perilaku sabotase dalam pekerjaan
* Perilaku makan yang tidak normal
(kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
* Perilaku makan yang tidak normal
(kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara
tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
* Meningkatnya kecenderungan
berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan
berjudi
* Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan
kriminalitas
* Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan
keluarga dan teman
* Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
2.6.Cara
Mengatasi Stress (Mengelola Stress)
Diperlukan pendekatan yang tepat
dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan
pendekatan organisasi.
1. Pendekatan
Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu,
latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu
yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa
adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan
tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu
dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk
mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang
akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2.
Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor
itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan
penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan
partisipatif, komunikasi organisasional, dan program
kesejahteraan.
Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan
serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi
fisik dan mental. Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat
dikelompokkan mcnjadi strategi penanganan individual, organisasional dan
dukungan sosial (Margiati, 1999:77-78):
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Bahwa stress
yang dialami oleh seseorang di picu oleh faktor lingkungan (ekonomi ,politik
dan teknologi ) ,faktor organisasi (role demand, interpersonal demands, dan
organizational leadership) ,serta faktor pribadi (yang berasal dari dalam
keluarga) dapat mengakibatkan gangguan psikologis,fisiologis dan perilaku
seseorang dalam suatu organisasi dan lingkungan .
stress tidak dengan sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnya dibahas
dalam konteks negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Stres
merupakan suatu peluang bila stres itu menawarkan perolehan yang potensial .
Penyebab
stres bagi karyawan dalam suatu
organisasi tentu saja sebagian besar berhubungan
dengan pekerjaannya, tugas
manajemen agar karyawan mengelola stres kerja (pendekatan individual dan
organisasional) dan memiliki semangat kerja dan moril yang tinggi
serta ulet dalam bekerja. Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang
diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan
ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Dengan tercapainya kepuasan
kerja karyawan dan terhindarnya stres kerja maka produktivitas pun akan
meningkat.
Oleh karena
itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan,
terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja
perusahaan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Stres
,
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/stress-kerja-definisi-dan-faktor.html
,
http://kasturi82.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-stres.html
,
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/penanganan-stress-kerja.html
,
http://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-dampak-stres-dan-tingkat-kepuasan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan/
.
🙏🙏
BalasHapus