Selasa, 03 Desember 2013

MAKALAH DEPRESIASI/PENYUSUTAN


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Aset Tetap atau Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain.  
Beban –beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti Reparasi dan pemeliharaan, Penggantian, Penambahan , Depresiasi aktiva tetap. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan metode penetapan nilai penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dari suatu aktiva tetap.






1.2 PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan Tema makalah ini “Isi Teknik Depresiasi Aktiva Tetap” maka penulis akan memaparkan atau membatasi masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut
ü  Pengertian Depresiasi
ü  Metode Penyusutan
ü  Alasan Kenapa Aktiva Tetap Disusutkan 
ü  Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Biaya Depresiasi


1.3    TUJUAN PENULISAN
ü  Dapat memahami apa yang dimaksud Deprsiasi.
ü  Mengetahui metode Penyusutan dalam menentukan nilai Depresiassi
ü  Mengetahui alasan kenapa aktiva tetap disusutkan 
ü  Mengetahui faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi


I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.




BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah mengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut. Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi. Menurut Psak No. 17 depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.


II.2 Metode Penyusutan

Dasar penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan dan nilai buku. Jika setelah masa pakai dianggap masih memiliki nilai (nilai sisa), maka dasar penyusutan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aset tetap pada akhir masa manfaat. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan.
Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu;

1.    Metode Garis Lurus (Straight Line)
µ       Berdasarkan berlalunya waktu
µ       umlah penyusutan sama sepanjang masa manfaat
µ       Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
atau Depresiasi =    Hrg. Perolehan – nilai sisa           .  
Taksiran umur ekonomis aktiva

µ       Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
µ       Contoh : Taksiran masa manfaat 5 tahun, maka tarif penyusutan = 100% : 5 = 20% per tahun. Jika ada nilai sisa 20%, maka tarif penyusutan = (100% 20%) : 5 = 16% per tahun

2.    Metode jam jasa (servie hours method)
µ       Metode ini biasanya digunakan untuk mesin produksi dan kendaraan.
µ       Dengan asumsi bahwa aktiva tersebut akan cepat rusak bila digunakan dengan waktu penuh.
µ        
µ       Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
atau Depresiasi =    Hrg. Perolehan – nilai sisa           .  
Taksiran jam pemakaian total

µ       Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
Contoh : mesin dengan harga perolehan  Rp. 6,000, nilai sisa  Rp. 400 dengan asumsi mesin tersebut dapat digunakan selama 10,000jam depresiasi per-jam dapat dihitung dengan cara :
Tarif Depresiasi = (Rp. 6,000 - Rp. 400) : 10,000
= Rp. 0.56/jam
Apabila pada tahun pertama mesin dipakai selama 2,000 jam maka biaya depresiasinya adalah = 2,000 x Rp. 0.56 = Rp. 1,120

3.    Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
µ       Beban penyusutan menurun sejalan dengan berlalunya waktu (dari tahun ke tahun)
µ       Makin tua aset, makin berkurang kemampuan memberikan manfaat juga menurun
µ       Dasar penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
µ       Nilai Buku Awal Periode = Nilai Perolehan –Akumulasi Penyusutan
µ       Umumnya tarif penyusutan = 2 x tarif metode garis lurus.





4.  Metode Jumlah AngkaAngka Tahun (Sum of Years Digit)
Dasar penyusutan adalah jumlah angka tahun masa manfaat
Contoh:
o   Masa manfaat 5 tahun, maka dasar penyusutan adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
o   Tarif penyusutan tahun I = 5/15; Tarif penyusutan tahun II = 4 /15, dst.
o   Beban Penyusutan Tahun I = 5/15 x (Harga Perolehan –Nilai Sisa)

5. Metode Nilai Produksi (Unit of Production)
µ       Dasar penyusutan adalah kapasitas produksi yang dihasilkan selama aset dapat digunakan (selama masa manfaat)
µ       Tarif Penyusutan = Produksi Aktual Tahun Berjalan / Kapasitas Produksi selama masa manfaat
Contoh:
o   Tarif Penyusutan =245,000/1,000,000 x 100% = 24.5%
o   Beban Penyusutan = 24.5% x (Harga Perolehan –Nilai Sisa)

Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode yang ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun karena dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untik lebih jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis – jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No. 138/KMK.03/2002)

LangkahLangkah Menghitung Penyusutan Aset Tetap
1.Susun daftar aset tetap dengan mengelompokkannya berdasarkan jenis;
2.Untuk masingmasing jenis aset tetap tentukan masa manfaat;
3.Untuk masingmasing aset tetap tentukan nilai sisa di akhir masa manfaat;
4.Untuk masingmasing aset tetap hitung dasar penyusutan, yakni nilai perolehan dikurangi prakiraan nilai sisa;
5.Susun suatu jadwal penyusutan untuk masingmasing aset tetap;
6.Terapkan penyusutan secara berkala dengan metode garis lurus (straight line method)





CONTOH Kebijakan Penyusutan Aset Tetap:

CONTOH:
Sebuah notebook computer dibeli tanggal 1 Juli 2009. Harga perolehan Rp. 10 juta, nilai sisa ditaksir 20% dari harga perolehan. Bagaimana menyusutkannya? (metode garis lurus)
Penyusutan Tahunan = (100% 20%) x Rp. 10 juta : 4 tahun
.= Rp. 2 juta per tahun
= Rp. 1 juta per enam bulan



II.3 Alasan Kenapa Aktiva Tetap Disusutkan  
Alasan kenapa suatu perusahaan melakukan penyusutan terhadap aktiva tetapnya yaitu karena suatu aktiva tetap  yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa, memasok barang atau jasa, disewakan, atau untuk administrasi kantor di taksir dapat digunakan lebih dari 1 periode akuntansi dan Memiliki masa manfaat yang terbatas sehingga akan mengurangi nilai baik nilai guna, nilai pemanfaatan dan kualiatas dari aktiva tersebut.
II.4 Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Biaya Depresiasi
Ada beberapa Faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi diantaranya sebagai berikut :
1.      Harga perolehan (hp) adalah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dari semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva.
2.      Nilai residu (sisa) adalah nilai suatu aktiva jika aktiva tersebut habis masa manfaatnya, ditukar dengan aktiva lain, atau dijual. Nilai ini merupakan estimasi.
3.      Taksiran umur ekonomis  adalah umur kegunaan (masa manfaat) dari suatu aktiva. Nilai ini merupakan taksiran berdasarkan cara-cara pemeliharaan dan kebijakan yang dianut oleh perusahaan.










BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi.
Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu; Metode Garis Lurus, Metode jam jasa, Metode Saldo Menurun, Metode Jumlah AngkaAngka Tahun dan Metode Nilai Produksi. Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode yang ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun karena dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untik lebih jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis – jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No. 138/KMK.03/2002). Dalam menentukan suatu keputusan untuk menyusutkan aktiva tetapnya tentu didasari dengan alasan kenapa aktiva tetap disusutkan dan faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi.

III.2 USUL DAN SARAN
Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.blogspot.org/wiki/aktiva_tetap
ihak depresiasi_aktiva_tetap


2 komentar: