MAKALAH
JENIS – JENIS LAPORAN KEUANGAN BANK
Disusun
Oleh :
Refrensiku by. Alumni stie satya darma
)
Kls : IVb
Program
: S-1 Manajemen
Mata
Kuliah : Manajemen Perbankan
PENDIDIKAN RATYNI GORDA
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI SATYA DHARMA SINGARAJA
Jalan
Yudistira No. 11 Telp. (0362) 22950 Singaraja
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Dalam kondisi
perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan
peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat
dan sektor usaha. Masyarakat dan sektor usaha sebagai pihak pengguna jasa bank
yang paling berperan, pada umumnya selalu memiliki respon yang tanggap terhadap
berbagai bentuk layanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik
simpati nasabahnya. Bank sebagai lembaga yang sangat bergantung pada kepercayaan
nasabah tentunya akan terus menyempurnakan layanannya di tengah persaingan
dengan banyaknya penyedia jasa keuangan lainnya.
Perkembangan di dunia
perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat
berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang
tinggi dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di
Indonesia.
1.2. RUMUSAN MASALAH :
1. Klasifikasi
apa saja yg terdapat dalam bank ?
2. Apa
saja tujuan menejemen bank ?
3. Apa
fungsi bank ?
4. Dari
mana saja sumber dan alokasi dana ?
5. Dari
mana sumber pendapatan dan pengeluaran ?
6. Apa
komponen umum keuangan bank ?
1.3. TUJUAN PENULISAN :
1. Untuk
mengetahui Klasifikasi yang terdapat
dalam bank.
2. Untuk
mengetahui manajemen bank.
3. Untuk
mengetahui fungsi bank.
4. Agar dapat mengetahui sumber dan alokasi dana.
5. Untuk
mengetahui sumber pendapatan dan pengeluaran.
6. Agar
dapat mengetahui komponen umum keuangan bank.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Bank adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya
menyediakan jasa intermediasi & jasa keuangan lainnya kepada perusahaan dan
rumah tangga, dengan tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik.
Fungsi
& tujuan bank.
Manajemen
bank umum: proses pengambi-lan keputusan keuangan pada bank untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Arti penting Manajemen bank umum:
a. Persaingan yang semakin ketat dalam
bisnis an-tar bank (Lembaga Depositori) dan
dengan LK lain.
b.
Mayoritas aset bank adalah aset keuangan, sehingga lebih mudah disalahgunakan
c.
Sifat bisnisnya yang mengutamakan kerahasia-an & kepercayaan menuntut bank
harus
menerapkan prinsip kehati-hatian
d. Peraturan yang sangat ketat terhadap perban-kan menuntut
bank untuk kreatif dan
inovatif
2.2. KLASIFIKASI BANK
Bank
diklasifikasi berdasarkan berbagai macam perspektif, yaitu:
* Segi fungsinya
* Segi kepemilikannya
* Segi status
* Segi Penentuan harga
Berdasarkan segi fungsinya, bank diklasifikasi menjadi :
* Segi kepemilikannya
* Segi status
* Segi Penentuan harga
Berdasarkan segi fungsinya, bank diklasifikasi menjadi :
a.
Bank
umum (komersial & syariah): bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberi-kan jasa
dalam lalu lintas pembayaran
b. BPR: bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasar-kan
prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
Berdasarkan segi kepemilikannya, bank diklasifikasi menjadi :
Berdasarkan segi kepemilikannya, bank diklasifikasi menjadi :
v Bank Pemerintah : bank yang sebagian
besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah
v Bank swasta nasional : bank yang
seba-gian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional Indonesia
v Bank koperasi : bank yang sebagian
besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi
v Bank asing : bank yang sebagian
besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing
v Bank campuran : bank yang modalnya
dimiliki swasta nasional Indonesia dan asing, dan pada umumnya sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh swasta Indonesia.
Berdasarkan segi statusnya, bank
diklasifikasi menjadi :
1. Bank devisa adalah bank yang
melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya
berhubungan
dengan valas
2. Bank syariah adalah bank yang
penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu tetapi
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Pengklasifikasian bank ini tidak dapat
secara kaku diterapkan saat ini, mengingat fenomena kepemilikan bank di
Indonesia pasca krisis ekonomi 1998 sangat rumit
2.3. TUJUAN MANAJEMEN BANK
Tujuan
Manajemen Bank Komersial yaitu memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan
pemegang saham diukur dengan nilai pasar saham & jumlah dividen tunai yang
dibayar.
Nilai pasar saham bank bergantung pada tiga faktor antara lain :
Nilai pasar saham bank bergantung pada tiga faktor antara lain :
1. jumlah arus kas yang dibayar
kepada para pemegang saham bank
2. penentuan waktu arus kas
3. risiko yang terlibat dalam arus kas
Dalam mencapai tujuannya, bank menghadapi sejumlah risiko, sehingga perlu mengelolanya dengan baik antara lain :
2. penentuan waktu arus kas
3. risiko yang terlibat dalam arus kas
Dalam mencapai tujuannya, bank menghadapi sejumlah risiko, sehingga perlu mengelolanya dengan baik antara lain :
*
Risiko kredit: kemungkinan bahwa peminjam tidak memenuhi kewajibannya
*
Risiko tingkat bunga: kemungkinan bahwa tingkat bunga pasar beruban dan tidak
menguntungkan bagi bank
*
Risiko operasional: risiko yang berkaitan dengan munculnya problema yang
berkaitan
dengan penyerahan atau jasa suatu produk
*
Risiko likuiditas: risiko yang berkaitan dengan kemampuan bank untuk memenuhi
penarikan dana, baik dari deposan maupun
peminjam
*
Risiko harga: risiko yang berkaitan dengan pembentukan pasar, persetujuan, atau
pengambilan posisi dalam sekuritas,
derivatif, valas, atau instrumen keuangan lain
*
Risiko kepatuhan: risiko yang muncul dari pelanggaran hukum, peraturan, dsb
*
Risiko valas: risiko yang berkaitan dengan adanya perubahan kurs tukar valas
yang dapat
merugikan bank
*
Risiko strategik: risiko yang muncul dari pembuatan keputusan bisnis yang jelek
yang
berpengaruh negatif terhadap nilai bank
*
Risiko reputasi: risiko yang muncul dari opini publik atas bank. Opini negatif
muncul
dari pelayanan yang jelek, kegagalan
melayani kebutuhan kredit masyarakat
Batasan
- batasan yang dihadapi bank dalam mencapai tujuannya diklasifikasi menjadi :
1.
Batasan2 pasar, meliputi: kondisi ekonomi (tingkat pertumbuhan), &
persaingan.
2.
Batasan2 sosial: sebagai inti dari sistem keuangan, bank ikut terlibat terhadap
perekonomian yang sehat atas masyarakat
yang dilayaninya
3.
Batasan2 hukum & peraturan, meliputi: batasan2 atas komposisi neraca, &
batasan2 atas
hubungan konsumen
2.4. FUNGSI BANK
Fungsi
yang diemban oleh bank2 komer-sial, dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
1.
Pembayaran
yaitu penyelesaian transaksi keuangan. Sistem pembayaran juga
melibatkanpenyelesaian transaksi kartu kredit, perbankan elektronik, transfer
kawat dan aspek laindalam pergerakan dana
2.
Intermediasi
keuangan yaitu mendapatkan dana dari deposan & lainnya, & kemudian
meminjamkan kepada para peminjam
3.
Jasa-jasa
keuangan lain antara lain : menjalankan aktivitas-aktivitas OBS, aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan asuransi & sekuritas, & jasa perbendaharaan
Aktivitas
OBS: aktivitas - aktivitas yang dilakukan bank yang tidak dicatat pada neraca,
tetapi aktivitas-aktivitas ini berpengaruh terhadap untung/ rugi, Bank
menawarkan polis asuransi dan menyediakan jasa pialang. Bank menawarkan jasa
pengelolaan dana.
2.5. SUMBER DAN ALOKASI DANA
Mayoritas
sumber pembelanjaan bank umum adalah pinjaman jangka pendek, yang dihimpun dari
masyarakat Sumber sumber dana bank umum dapat dibagi menjadi tiga :
1.
Deposito,
2.
Pinjaman non deposito, dan
3.
Saham biasa dan laba ditahan.
Secara
jelas kewajiban & modal sendiri bank umum meliputi:
Ø Giro: simpanan deposan yang
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, saran
perintahpembayaran lain, atau dengan pemindahbukuan.
Ø Kewajiban segera lainnya: kewajiban
yang segera harus dibayar
Ø Tabungan: simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro
Ø Deposito berjangka: simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
deposan dengan bank
Ø Sertifikat deposito: simpanan dalam
bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindatangankan
Ø Surat berharga yang diterbitkan:
berupa surat pengakuan utang atau promes, wesel, dan obligasi
Ø Pinjaman yang diterima: dari bank
sentral berupa kredit likuiditas, fasilitas diskonto, & pinjaman dari bank
lain
Ø Pinjaman subordinasi: pinjaman yang
diperoleh bank dari pihak terkait dengan bank atau dari pihak lain yang
memenuhi persyaratan tertentu
Ø Ekuitas: modal sendiri yang berasal
dari pemilik. Alokasi dana yang dikumpulkan bank umum sebagian besar disalurkan
sebagai pinjaman, sedangkan sebagian dalam bentuk aset2 lain
Secara umum susunan aset bank umum meliputi :
v Kas dan Giro pada BI: pos ini
digunakan untuk memenuhi penarikan dana oleh deposan & memenuhi likuiditas
wajib minimum
v Giro pada bank lain: biasanya pada
bank besar untuk memperoleh fasilitas jasa-jasa tertentu. Simpanan ini
berkaitan dengan pelayanan perbankan korespondensi
v Penempatan pada bank lain: digunakan
untuk meningkatkan pendapatan bank dengan mendayagunakan dana yang belum
digunakan
v Surat2 berharga: sebagai cadangan
sekunder untuk mengoptimalkan pendapatan dengan memanfaatkan dana menganggur
v Kredit yang diberikan: alokasi dana
terbesar yang disalurkan kepada peminjam
v Penyertaan: pada perusahaan lain
dalam rangka penyelamatan & akan didivestasi setelah jangka waktu tertentu
v Biaya dibayar di muka: semua komponen biaya
operasional yang dikeluarkan lebih dulu
v Aktiva tetap: tanah, gedung,
kendaraan, dsb. Aktiva ini akan dialokasikan setiap tahun menjadi depresiasi
v Aktiva sewa guna usaha: akumulasi
aktiva yang diperoleh dari sewa guna usaha setelah dikurangi penyusutan
v Aktiva lain-lain: aktiva selain yang
digolongkan di atas, seperti emas, travelers, ceks valas yang dibeli/diambil
alih, koin, valas
2.6. SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Pendapatan
bank bersumber dari penjualan jasa-jasa, yang digolongkan menjadi jasa-jasa
Perbankan individual: kredit konsumen, kredit hipotek perumbahan, kredit angsuran konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan mobil & kapal, jasa-jasa perantaraan, kredit pen-didikan, dan jasa2 investasi keuangan individu.
Perbankan individual: kredit konsumen, kredit hipotek perumbahan, kredit angsuran konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan mobil & kapal, jasa-jasa perantaraan, kredit pen-didikan, dan jasa2 investasi keuangan individu.
- Perbankan kelembagaan: kredit
untuk perusahaan2 non-keuangan, perusahaan2 keuangan, & pihak
pemerintah
- Perbankan global: mencakup
aktivitas yang luas meliputi pendanaan perusahaan dan jasa2 serta produk2
pasar modal dan valas
Sebagian
besar aktivitas perbankan global menghasilkan pendapatan fee, bukan pendapatan
bunga. Sumber pendapatan bank pada umumnya berasal dari :
*
Spread bunga : selisih antara bunga deposito dengan bunga penjaman yang
disalurkan
* Fee yang berasal dari jasa pembayaran, penyimpanan, perantaraan, sewa, dan penjaminan
* Pendapatan dari fungsinya sebagai pialang & dealer pasar modal dan pasar valas.
* Fee yang berasal dari jasa pembayaran, penyimpanan, perantaraan, sewa, dan penjaminan
* Pendapatan dari fungsinya sebagai pialang & dealer pasar modal dan pasar valas.
Pendapatan ini berupa fee pialang, dividen,
bunga, dan keuntungan modal
* Fee dari produk2 yang dikembangkan bank untuk mengelola risiko: kontrak derivatif
Biaya yang dikeluarkan oleh bank umum setiap periodenya meliputi:
* Fee dari produk2 yang dikembangkan bank untuk mengelola risiko: kontrak derivatif
Biaya yang dikeluarkan oleh bank umum setiap periodenya meliputi:
1. Biaya tenaga kerja
2. Biaya dana yang dikumpulkan
3. Biaya depresiasi atas peralatan lunak dan keras
4. Biaya pajak
5. Biaya operasional lainnya
2.7. KOMPONEN UMUM KEUANGAN BANK
2. Biaya dana yang dikumpulkan
3. Biaya depresiasi atas peralatan lunak dan keras
4. Biaya pajak
5. Biaya operasional lainnya
2.7. KOMPONEN UMUM KEUANGAN BANK
a. Neraca:
Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:
Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:
* aset = liabilitas + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di
neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk
memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan,
caturwulanan, atau tahunan). [sunting] Pernyataan standar keuangan
Kualitas
Aktiva Produktif
Aktiva yang produktif atau
productive assets sering juga disebut dengan
earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank
tersebut diatas adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.
earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank
tersebut diatas adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.
Aktiva produktip adalah penaman bank
dalam bentuk kredit, surat berharga,
penyertaan dan penanaman laiinya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan. Pengelolaan aktiva produktip adalah bagian dari assets management yang
juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap
dan inventaris). Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan
(earning assets), yaitu :
penyertaan dan penanaman laiinya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan. Pengelolaan aktiva produktip adalah bagian dari assets management yang
juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap
dan inventaris). Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan
(earning assets), yaitu :
a. Kredit yang diberikan
b. Surat-surat berharga
c. Penempatan dana pada bank lain
d. Penyertaan
Keempat jenis aktiva diatas
kesemuanya menggunakan loanable funds atau
excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar untuk
penempatan aktiva itu adalah berasal dari dana pihak ketiga dan pinjaman, maka
resiko yang mungkin timbul atas penempatan/alokasi dan tersebut harus diikuti dan
diamati terus melalui analisis-analisis resiko. Semua dalam usaha menanamkan dana tersebut mengundang resiko dimana tidak terbayar kembali atas kredit yang telah diberikan. Sementara itu penanaman dalam bentuk kredit merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional dan aktiva secara keseluruhan. Karena itu pengamatan dan analisis tentang bagaimana kualitasdari aktiva produktif harus dilakukan terus menerus Laporan Komitmen Dan Kontigenesi akuntansi komitmen dan kontingensi
excess reserve sehingga dengan memperhatikan bahwa sumber dana terbesar untuk
penempatan aktiva itu adalah berasal dari dana pihak ketiga dan pinjaman, maka
resiko yang mungkin timbul atas penempatan/alokasi dan tersebut harus diikuti dan
diamati terus melalui analisis-analisis resiko. Semua dalam usaha menanamkan dana tersebut mengundang resiko dimana tidak terbayar kembali atas kredit yang telah diberikan. Sementara itu penanaman dalam bentuk kredit merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional dan aktiva secara keseluruhan. Karena itu pengamatan dan analisis tentang bagaimana kualitasdari aktiva produktif harus dilakukan terus menerus Laporan Komitmen Dan Kontigenesi akuntansi komitmen dan kontingensi
Implikasi
Riset Akuntansi Keperilakuan Terhadap Pengembangan Akuntansi Manajemen
Akuntansi yang kita kenal sekarang
telah berkembang seiring dengan zaman dan peradaban manusia. Masyarakat modern
tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang
telah diterapkan sekarang, baik di perusahaan profit oriented maupun non profit
oriented, sebenarnya telah mengalami evolusi.
Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).
Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).
Akuntansi manajemen merupakan suatu
sistem informasi karena proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan
informasi. Pembuat informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia
(bisa para manajer, investor, pemerintah, dan user lainnya yang berkepentingan
dengan informasi tersebut). Keberhasilan suatu sistem informasi tak lepas dari
perilaku manusianya. Perkembangan akuntansi tak lepas dari perilaku.
Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia dalam bidang
akuntansi maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu
psikologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan.
Akuntansi keperilakuan (behavioral
accounting) merupakan bidang yang sangat luas.Untuk lebih memahami implikasi
riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research/BAR) terhadap
pengembangan akuntansi manajemen (managerial accounting), kajian akan dimulai
dari perkembangan akuntansi keperilakuan, akuntansi manajemen, riset akuntansi
keperilakuan dalam akuntansi manajemen, seperti budgeting, balanced scorecard
(BSC), just in time (JIT), total quality management, dan activity based costing
system (ABC system). Akuntansi Keperilakuan dan Perkembangannya
2.8. RASIO KEUANGAN
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan
likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar peruahaan
relativ terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban
bank). Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh karena
itu, bank dapat dikatakan liquid apabila:
a) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang digunakan untuk
memenuhi likuiditasnya,
a) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang digunakan untuk
memenuhi likuiditasnya,
b) Bank tersebut memiliki cash
assets yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya,
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan
tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya (misal surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, dan
c) Bank tersebut mempunyai kemampuan
untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.
Rasio yang rendah menunjukkan resiko
likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan adanya
kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan.
Dalam rasio likuiditas, rasio yang
dapat diukur antara lain: quick ratio, banking ratio, dan loans to assets
ratio.
1) Quick Ratio
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan
dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya
dengan aktiva lancar yang lebih liquid yang dimilikinya.
2) Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio
(LDR)
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan
bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan
dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin
tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
3) Loan to
Assets Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan aset bank yang tersedia.
Semakin tinggi rasionya semakin rendah tingkat likuiditasnya.
2)
Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio permodalan sering disebut juga
rasio-rasio solvabilitas atau capital adequacy ratio. Analisis solvabilitas
digunakan untuk: 1) ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, 2) sumber dana yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber
dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan
lain-lain, 3) alat pengukuran besar kecilnya kekayaan Bank tersebut yang
dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan 4) dengan modal yang mencukupi,
memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi
yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank
tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur antara lain: capital adequacy
ratio.
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam
kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
2) Capital to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh dana disediakan oleh kreditor.
3) Rasio Rentabilitas
3) Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas selain bertujuan
untuk mengetahui kemempuan bank dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan),
rasio yang dapat diukur antara lain: return on assets, biaya operasi/pendapatan
operasi, gross profit margin, dan net profit margin.
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank
didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.
2) Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional (BO/PO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur
perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang
diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank
tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya
intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil
angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
3)
Gross Profit Margin
Rasio ini untuk mangetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi
rasionya, semakin baik hasilnya.
4) Net Profit Margin
4) Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari
sudut pendapatan operasinya.
5)
Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan
pada berbagai resiko, begitu pula didalam bisnis perbankan, banyak pula resiko
yang dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat pula diukur secara kuantitatif antara
lain dengan: deposit risk ratio, dan interest risk rate ratio.
1. Deposit Risk Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang
menunjukkan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para
nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki
oleh bank yang bersangkutan.
2. Interest Risk Rate Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang
mengukur kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank lebih kecil
dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank.
6)
Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen
suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna
dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur
secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank
yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan antara lain: leverage multiplier
ratio, assets utilazation ratio, dan operating ratio.
1. Leverage Multiplier Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas
pengunan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang
tetap. Semakin banyak/cepat bank mengelola aktivanya semakin efisien.
2) Assets Utilazation Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank didalam memanfaatkan aktiva yang dikuasainya untuk
memperoleh total income.
3) Operating Ratio.
3) Operating Ratio.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata
biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk
memperoleh pendapatan.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bank adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya
menyediakan jasa intermediasi dan jasa keuangan lainnya kepada perusahaan dan
rumah tangga, dengan tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik.
Fungsi & tujuan bank.
Manajemen
bank umum: proses pengambi-lan keputusan keuangan pada bank untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Bank diklasifikasi berdasarkan
berbagai macam perspektif, yaitu:
* Segi fungsinya
* Segi kepemilikannya
* Segi status
* Segi Penentuan harga
* Segi fungsinya
* Segi kepemilikannya
* Segi status
* Segi Penentuan harga
Dalam
mencapai tujuannya, bank menghadapi sejumlah risiko, sehingga perlu
mengelolanya dengan baik antara lain :
*
Risiko kredit: kemungkinan bahwa peminjam tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya
* Risiko tingkat bunga: kemungkinan bahwa tingkat bunga pasar berubah dan tidak
* Risiko tingkat bunga: kemungkinan bahwa tingkat bunga pasar berubah dan tidak
menguntungkan bagi bank
* Risiko operasional: risiko yang berkaitan
dengan munculnya problema yang berkaitan
dengan penyerahan atau jasa suatu
produk
* Risiko likuiditas: risiko yang berkaitan dengan kemampuan bank untuk memenuhi
* Risiko likuiditas: risiko yang berkaitan dengan kemampuan bank untuk memenuhi
penarikan dana, baik dari deposan maupun peminjam
* Risiko harga: risiko yang berkaitan dengan pembentukan pasar, persetujuan, atau
* Risiko harga: risiko yang berkaitan dengan pembentukan pasar, persetujuan, atau
pengambilan posisi dalam sekuritas, derivatif, valas, atau instrumen
keuangan lain
* Risiko kepatuhan: risiko yang muncul dari pelanggaran hukum, peraturan, dsb
* Risiko valas: risiko yang berkaitan dengan adanya perubahan kurs tukar valas yang
* Risiko kepatuhan: risiko yang muncul dari pelanggaran hukum, peraturan, dsb
* Risiko valas: risiko yang berkaitan dengan adanya perubahan kurs tukar valas yang
dapat merugikan bank
* Risiko strategik: risiko yang muncul dari pembuatan keputusan bisnis yang jelek yang
* Risiko strategik: risiko yang muncul dari pembuatan keputusan bisnis yang jelek yang
berpengaruh negatif terhadap nilai bank
*
Risiko reputasi: risiko yang muncul dari opini publik atas bank. Opini
negatif muncul
dari pelayanan yang jelek, kegagalan melayani kebutuhan kredit
masyarakat
Komponen Umum Keuangan Bank
1. Neraca
2. Kualitas
aktiva produktif
3. Laporan komitmen dan kontigenesi
Ratio Keuangan :
1. Ratio Likuiditas
2. Ratio Solvabilitas
3. Ratio Rentabilitas
4. Net Provit Margin
5. Ratio Resiko Usaha
6. Ratio Efisiensi Usaha
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus