PENGANTAR AKUNTANSI
OBLIGASI
NAMA : FENI FEBRI
NIM :
11.01.1.1.
JURUSAN : MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SATYA DHARMA
SINGARJA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur yang teramat dalam penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA,yang
telah berkenan memelihara dan membimbing kami,para penulis,sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah Pengantar Akuntans ini yang berjudul OBLIGASI
Disadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan ke arah yang lebih sempurna.
Akhir
kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan mamfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Singaraja,7
MEI 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3
Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obligasi.................................................................... 3
2.2 Mamfaat
Obligasi...................................................................... 4
2.3 Penerbit
dan Proses Penerbitan Obligasi................................... 7
2.4 Fitur-
fitur
Obligasi.................................................................... 8
2.5 Jenis-
jenis
Obligasi................................................................... 10
2.6 Obligasi
yang diterbitkan oleh lembaga asing dan jenis obligasi
yang ada di
Indonesia.......................................................................... 13
2.7 Pasar
Obligasi dan Aspek Pajak Obligasi................................. 15
2.8 Risiko-
risiko dalam Obligasi................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................... 19
3.2
SARAN.................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Obligasi dan
saham keduanya
adalah merupakan instrumen keuangan yang disebut sekuriti namun
bedanya adalah bahwa pemilik saham adalah merupakan bagian dari pemilik
perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi adalah semata merupakan
pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi. Obligasi juga biasanya
memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan dimana setelah jangka waktu
tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki
selamanya ( terkecuali pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang
disebut gilts
yang tidak
memiliki jangka waktu jatuh tempo).
Kebanyakan obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah dan
menurut kantor berita Reuters, penerbit terbesar adalah Inggris diikuti Israel,
Swedia, AS, Kanada dan Australia. Tetapi banyak perusahaan juga menerbitkan
obligasi terkait indeks, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditi,
utiliti dan pengecer barang lain yang harganya dipengaruhi oleh laju inflasi.
Mereka menggunakan obligasi indeksasi karena mereka merasa bahwa penghasilan
mereka akan naik atau turun jika laju inflasi naik atau turun.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian –pengertian obligasi?
2. Mamfaat
obligasi?
3. Siapa
penerbit obligasi dan proses penerbitan obligasi?
4. Apa
saja fitur-fitur obligasi?
5. Apa
saja jenis-jenis obligasi?
6. Obligasi-
obligasi yang diterbitkan oleh lembaga asing dan jenis obligasi di indonesia
apa saja?
7. Bagaimana
Pasar obligasi dan aspek pajak obligasi?
8. Apa
Risiko-risiko dalam obligasi?
1.3
Tujuan
1. mengetahui
Pengertian –pengertian obligasi
2. mengetahui
Mamfaat obligasi
3. mengetahui
penerbit obligasi dan proses penerbitan obligasi
4. mengetahui fitur-fitur obligasi
5. mengetahui
jenis-jenis obligasi
6. mengetahui
Obligasi- obligasi yang diterbitkan oleh lembaga asing dan jenis obligasi di
indonesia
7. mengetahui
Pasar obligasi dan aspek pajak obligasi?
8. mengetahui
Risiko-risiko dalam obligasi?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang
merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang
obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo
pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut
seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas
tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit
( Wikipedia bahasa Indonesia).
Obligasi
secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti.
"Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur,
sedangkan "pemegang" obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau
kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang harus
dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka
dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka
panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan ( Wikipedia bahasa Indonesia).
Obligasi merupakan surat utang
jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari
pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut (Joko Sutratja
SE,MM. Dosen UI).
Pengertian
obligasi adalah sering dikenal dengan suatu lembaga yang
menerbitkan surat berharga berupa sertifikat atau berupa surat hutang dengan
Nilai nominal yang telah ditentukan waktu jatuh temponya, surat hutang yang
diterbitkan ini berupa surat hutang yang memiliki jangka waktu yang panjang.
Lembaga yang menerbitkan obligasi tersebut dikatakan sebagai pihak yang
berhutang uang kepada penanam saham / modal / pembeli obligasi / yang
menginvestasikan / meminjamkan uang itu sendiri kepada pihak perusahaan
penerbit Obligasi tersebut. Hal ini juga sama dengan Efek ( Suatu surat
berharga berupa surat komersial, surat pengakuan hutang, Obligasi ). Pengertian
obligasi lebih lanjut adalah jika anda pernah melakukan
investasi berupa deposito kepada sebuah Bank, Obligasi
hampir sama dengan deposito tersebut. Setiap pembelian / transaksi
Obligasi, investor mendapatkan kupon atau bunga yang ditetapkan dan berkala
sampai waktu jatuh tempo yang biasanya ditentukan adalah dalam jangka waktu
Satu tahun. Beberapa arti yang lain adalah investasi dengan surat hutang yang
dapat dipindahtangankan serta dengan jangka waktu sedang dan jangka waktu yang
panjang. Dalam investasi
surat hutang tersebut memiliki perjanjian berupa pembayaran imbalan
/ bunga serta melunasi pokok – pokok hutang dengan periode waktu yang telah
ditentukan, pembayaran imbalan bunga tersebut dilakukan oleh pihak penerbit
obligasi kepada pembeli obligasi (AHMAD
SUTARWO) blogspot obligasi)
Setelah mengetahui beberapa pengertian
obligasi tersebut, maka tidak ada salahnya jika anda menginvestasikan
saham anda kedalam sebuah Obligasi yang memang memiliki resiko yang
kecil / aman, investasinya pun berupa investasi dengan waktu jangka panjang.
Selain itu, Anda juga dapat melihatnya dari beberapa penjelasan tentang
Obligasi itu sendiri, Bahwa harga Obligasi selalu mengikuti perkembangan setiap
arus tingkat Bunga. Serta Pada setiap periode yang telah ditentukan, Obligasi
mempunyai pembayaran keuntungan yang tetap.
2.2 Mamfaat Obligasi
Kebanyakan obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah dan menurut kantor
berita Reuters, penerbit terbesar adalah Inggris diikuti Israel, Swedia, AS,
Kanada dan Australia. Tetapi banyak perusahaan juga menerbitkan obligasi
terkait indeks, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditi,
utiliti dan pengecer barang lain yang harganya dipengaruhi oleh laju inflasi.
Mereka menggunakan obligasi indeksasi karena mereka merasa bahwa penghasilan
mereka akan naik atau turun jika laju inflasi naik atau turun.
Di sisi lain, obligasi berindeks inflasi juga memberi penerbit
perlindungan dari risiko inflasi. Dengan menerbitkan obligasi berindeks
inflasi, penerbit dapat menurunkan biaya bunga atas obligasi yang
diterbitkannya karena obligasi ini menghilangkan premi risiko yang sering
menjadi bagian dari yield dalam obligasi yang ditebus dengan nilai nominal.
Yang dimaksud sebagai premi risiko di sini adalah selisih antara bunga nominal
dalam obligasi biasa dikurangi laju inflasi. Lebih jelasnya begini. Besaran
yield dari obligasi yang ditebus pada nilai nominal pada umumnya adalah
penjumlahan dari 3 komponen, yaitu real yield, perkiraan laju inflasi sepanjang
tenor obligasi dan premi risiko inflasi. Karena obligasi berindeks inflasi
bebas dari risiko inflasi, maka yieldnya tidak mengandung premi risiko inflasi.
Artinya, kalau laju inflasi aktual sama dengan perkiraan inflasi, maka
biaya obligasi
berindeks inflasi akan lebih kecil dari pada biaya obligasi
biasa yang mengandung unsur premi risiko inflasi.
Bagi pemodal, manfaat utama
obligasi berindeks inflasi adalah karena obligasi tersebut memberi pemodal aset
jangka panjang dengan yield riil tetap yang bebas dari risiko inflasi. lni
berbeda dengan pemodal di obligasi biasa yang secara historic terpapari pada
risiko inflasi. Pemodal dalam obligasi berindeks inflasi termasuk orang yang
menghindari risiko inflasi. Mereka ini bersedia menerima tingkat hasil yang
relatif rendah di obligasi indeksasi dari pada pemodal rata-rata. Oleh pemodal,
instrumen berindeks inflasi juga digunakan untuk transaksi lindung nilai
(hedging). Pemodal obligasi tipe ini mencakup dana pensiun, perusahaan
manajemen investasi dan individu yang mencoba melindungi daya beli uangnya di
kemudian hari. Banyak perusahaan juga berinvestasi di obligasi indeksasi untuk
menjamin bahwa biaya operasi jangka panjang tidak terganggu karena adanya
inflasi. Jenis surat utang baru ini dirancang untuk semua kategori pemodal yang
menginginkan jaminan hasil riil.
Permintaan akan efek seperti ini tumbuh pesat di Eropa, seperti
ditunjukkan dalam dana pensiun di Inggris. Mereka menginvestasikan sekitar 22%
dari rata-rata portofolionya di portofolio pada tahun 2002. Dari alokasi ke
obligasi ini bagian terbesarnya adalah di index-linked bond, yang secara
keseluruhan mewakili 8% dari total portofolio. Diperkirakan, pangsa
index-linked bond dalam portofolio dana pensiun terus meningkat. Semula, ekuiti
digunakan sebagai instrumen utama bagi para pengelola dana pensiun untuk
melindungi aset mereka dari inflasi. Akan tetapi, kemerosotan pasar ekuiti dan
kemudian berbagai skandal korporat dunia telah mengguncang keyakinan pemodal
ekuiti, termasuk para pengelola. Sebagai gantinya mereka kemudian mulai
memindahkan sebagian dana mereka ke efek pendapatan tetap. Guna melindungi diri
dari laju inflasi, mereka memilih obligasi indeksasi, khususnya yang beracuan
laju inflasi. Selain itu, obligasi ini juga menjadi sarana diversifikasi.
Manfaat obligasi
indeksasi lebih terasa untuk investasi panjang karena risiko inflasi dalam
jumlah signifikan pada umumnya terjadi dalam jangka panjang. Selain itu,
perubahan laju inflasi mempunyai dampak lebih kecil pada nilai obligasi jangka
pendek dari pada obligasi jangka panjang. Oleh karena itu, baik penerbit dan
pemodal lebih tertarik pada obligasi indeksasi yang memiliki tenor panjang dari
pada obligasi indeksasi bertenor lebih pendek.
Sebagaimana
investasi pada saham, maka manfaat dan risiko investasi
pada obligasi adalah hampir sama dengan investasi pada saham. Beberapa
manfaat atau keuntungan investasi obligasi adalah :
a. Bunga
atau coupon
Adalah imbal hasil yang
dibayar secara reguler sesuai degan ketentuan awal pada penertibannya sampai
jatuh tempo,bunga ditetapkan dalam prosentase dari nilai nominal.
b. Capital
Gain
Adalah keuntungan yang
didapat oleh pemilik obligasi apabila ia menjualnya sebelum tanggal jatuh tempo
dengan harga lebih tinggi dari harga pembeliannya.
c. Hak
claim sebelum saham
Apabila emitem bangkrut
dan perusahaan dilikuidasi maka pemegang obligasi memiliki hak klaim atas
aktiva perusahaan bersama kreditor lainnya mendahului pemegang saham karena
obligasi adalah bersifat utang. Sedangkan risiko yang kemungkinan terjadi dalam
berinvestasi obligasi adalah:
1. Gagal
bayar (default); sebagaimana hutang pada umumnya, maka
obligasi juga mempunyai kemungkinan gagal bayar apabila emiten tidak mampu
memenuhi ketentuan pembayaran imbal hasil maupun hutang,pokoknya sesuai waktu
yang dijanjikan.
2. Capital
loss; adalah kerugian yang terjadi apabila obligasi dijual sebelum jatuh tempo
dengan harga lebih rendah dari harga pembeliannya.
3. Callability
atau penarikan; untuk obligasi berjenis callable bond, emiten sewaktu-waktu
dapat menarik obligasi yang diterbitkan dan
mengembalikan dana investor. Penarikan ini dapat terjadi bila suku
bunga perbankan turun atau terdapat pendanaan lain yang lebih murah
bagi perusahaan
Setiap keuntungan dan resiko
yang dihadapi oleh investor adalah
bergantung pada kemampuan investor menilai investasi yang dilakukannya,
penilaian oleh investor adalah berdasarkan dari informasi yang disampaikan
emiten. Dengan demikian keterbukaan dan kejujuran emiten adalah syarat
mutlak dalam perdagangan di pasar modal.
2.3 Penerbit Obligasi dan Proses penerbitan
obligasi
v Penerbit
Obligasi
Penerbit obligasi ini sangat luas
sekali, hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan
yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali.
Penggolongan penerbit obligasi biasanya terdiri atas :
- Lembaga supranasional,
seperti misalnya Bank Investasi Eropa
(European Investment Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian
Development Bank).
- Pemerintah suatu negara
menerbitkan obligasi pemerintah dalam mata uang negaranya
maupun Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing yang
biasa disebut dengan obligasi internasional (sovereign
bond).
- Sub-sovereign, propinsi,
negara atau otoritas daerah . Di Amerika dikenal sebagai Obligasi daerah
(municipal bond). Di Indonesia
dikenal sebagai Surat Utang Negara (SUN)
- Lembaga
pemerintah. Obligasi ini biasa juga
disebut agency bonds, atau agencies.
- Perusahaan yang
menerbitkan obligasi swasta.
- Special purpose
vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan suatu
tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan
suatu obligasi yang biasa disebut Efek Beragun Aset.
v Proses
penerbitan obligasi
Proses yang
umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga
dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi,
satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna
membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali
kepada para investor. Pada
penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang.
2.4 Fitur- fitur Obligasi
Fitur yang terpenting dalam suatu
obligasi adalah :
- Nilai nominal atau
nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit
dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
- Harga penerbitan, yaitu
suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana
obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah
dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.
- Tanggal jatuh tempo, yaitu
suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib
untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali /
pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki
kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo
obligasi tersebut. Beberapa obligasi diterbitkan dengan masa jatuh tempo
hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal tahun 2005, pasar atas obligasi euro dengan
masa jatuh tempo selama 50 tahun mulai berkembang. Pada pasaran Amerika
dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi yaitu :
- Jangka pendek (surat utang atau bill):
yang masa jatuh temponya hingga 1 tahun;
- Medium Term Note: masa jatuh temponya antara 1
hingga 10 tahun;
- Jangka panjang (obligasi atau bond):
jatuh temponya di atas 10 tahun.
- Kupon, suku
bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi. Biasanya
suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya
obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR, dan
lain-lain. Istilah "kupon" ini asal mulanya digunakan karena
dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon bunga
yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon,
pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna
ditukarkan dengan pembayaran bunga.
- Tanggal kupon,
tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon
obligasi dilakukan secara "tengah tahunan", yang artinya
pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa,
kebanyakan obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon
pertahun.
- Dokumen resmi ,
suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham.
Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan pemerintah dan
undang-undang komersial dimana dokumen ini di hadapan pengadilan
diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi tersebut
sulit sekali diubah dimana perubahan hanya dapat dilakukan atas
persetujuan mayoritas pemegang obligasi.
- Hak opsi: suatu
obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada pembeli obligasi
ataupun penerbit obligasi.
·
Hak
pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit
untuk melunasi obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi
jenis ini dikenal sebagai obligasi opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini
memberikan hak kepada penerbit untuk melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada
beberapa obligasi mengharuskan penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini utamanya digunakan bagi obligasi
berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat banyak sekali persyaratan
yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit, maka guna membebaskan
penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah pelunasan dini atas obligasi
tersebut. namun dengan biaya yang lebih tinggi.
·
Hak jual, beberapa
obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk memaksa penerbit
melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa jatuh tempo;
·
Tanggal
pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual
dapat dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi, dimana pada umumnya
terdapat 4 cara pelaksanaan opsi yang demikian ini
·
Gaya Bermuda memiliki
beberapa tanggal pelaksanaan yang biasanya disesuaiakan dengan tanggal kupon.
·
Gaya Eropa hanya memiliki
satu tanggal pelaksanaan , ini merupakan kasus khusus gaya Bermuda.
·
Gaya
Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap saat hingga masa jatuh
tempo.
·
Penjualan
karena kematian adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris pemegang
opsi untuk menjual kembali obligasinya kepada penerbit dalam hal terjadinya
kematian pada pemegang obligasi atau menderita cacat tetap.
- Dana jaminan atau
yang juga dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan
suatu syarat dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya
suatu porsi tertentu dari obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit
juga dapat membayar kepada wali amanat yaitu
dengan cara melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang
diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di pasaran
lalu menyerahkannya kepada wali amanat.
- Obligasi konversi adalah
obligasi yang mengizinkan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang
dipegangnya dengan sejumlah saham
perusahaan penerbit.
- Obligasi
tukar atau dikenal juga dengan nama Exchangeable
bond ("XB") yang memperkenankan pemegang obligasi untuk
menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan saham perusahaan selain
daripada saham perusahaan penerbit, biasanya dengan saham anak perusahaan
penerbit.
2.5 Jenis
– jenis Obligasi
- Obligasi
suku bunga tetap memiliki kupon bunga dengan
besaran tetap yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya
obligasi.
- Obligasi
suku bunga mengambang atau biasa juga disebut dengan
Floating rate note (FRN) memiliki kupon yang perhitungan besaran
bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.
- Junk bond atau
"obligasi berimbal hasil tinggi" adalah obligasi yang memiliki
peringkat dibahah peringkat investasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit. Oleh
karena obligasi jenis ini memiliki risiko yang cukup tinggi maka investor
mengharapkan suatu imbal hasil yang lebih tinggi.
- Obligasi tanpa bunga atau
lebih dikenal dengan istilah (zero
coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran
bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima
secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi.
- Obligasi inflasi atau
lebih dikenal dengan sebutan (Inflation
linked bond), dimana nilai pokok utang pada obligasi tersebut
adalah mengacu pada indeks inflasi. Suku bunga pada obligasi jenis ini
lebih rendah daripada obligasi suku bunga tetap . Namun dengan
bertumbuhnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran
pelunasan obligasi ini akan meningkat pula. Pada periode tahun 1980an,
pemerintah Inggris adalah
yang pertama kalinya menerbitkan obligasi jenis ini yang diberi nama Gilts. Di
Amerika obligasi jenis ini dikenal dengan nama "Treasury Inflation-Protected
Securities" (TIPS) dan I-bonds.
- Obligasi indeks
lainnya, adalah surat utang berbasis ekuiti (equity
linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks yang merupakan
indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun pada indeks
nasional seperti Produk domestik bruto.
- Efek Beragun Aset adalah
obligasi yang pembayaran bunga dan pokok utangnya dijamin oleh acuan
berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan aset. Contoh dari obligasi
jenis ini adalah Efek beragun KPR
(mortgage-backed security-MBS), collateralized mortgage
obligation (CMOs) dan collateralized debt
obligation (CDOs).
- Obligasi
subordinasi obligasi yang memiliki
peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnya yang
diterbitkan oleh penerbit dalam hal terjadinya likuidasi. Dalam
hal terjadinya kepailitan maka
ada hirarki dari para kreditur. Pertama adalah pembayaran dari likuidator,
kemudaian pembayaran utang pajak, dan lain-lain. Pemegang obligasi yang
pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan
paling awal yang disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi
maka barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Oleh
karena risikonya lebih tinggi maka obligasi subordinasi ini biasanya
memiliki peringkat kredit lebih rendah daripada obligasi senior. Contoh
utama dari obligasi subordinasi ini dapat ditemui pada obligasi yang
diterbitkan oleh perbankan dan
pada Efek Beragun Aset . Penerbitan yang berikutnya
umumnya dilakukan dalam bentuk "tranches”.
Senior tranches dibayar terlebih dahulu dari tranches subordinasi.
- Obligasi abadi,
Obligasi ini tidak memiliki suatu masa jatuh tempo. Obligasi jenis ini
yang terkenal dalam pasar obligasi adalah "UK Consols" yang
diterbitkan oleh pemerintah Inggris, atau
juga dikenal dengan nama Treasury Annuities atau Undated
Treasuries. Beberapa dari obligasi ini diterbitkan pertama kali pada
tahun 1888 dan masih diperdagangkan
hingga hari ini. Beberapa obligasi jenis ini juga memiliki masa jatuh
tempo yang sangat panjang sekali seperti misalnya perusahaan West Shore
Railroad yang menerbitkan obligasi dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau
abad ke 24). Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari
nilai tunai obligasi tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati
nol.
- Obligasi
atas unjuk adalah merupakan sertifikat
resmi tanpa nama pemegang dimana siapapun yang memegang obligasi tersebut
dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya
tersebut. Biasanya juga obligasi ini diberi nomer urut dan didaftarkan
guna menghindari pemalsuan namun dapat diperdagangkan seperti layaknya uang
tunai. Obligasi ini amat berisiko terhadap kehilangan dan kecurian.
Obligasi ini sering disalah gunakan untuk menghidari pengenaan
pajak.ref>Eason, Yla (June 6, 1983). "Final Surge in Bearer
Bonds" New York Times.</ref> Para perusahaan di Amerika menghentikan
penerbitan obligasi atas unjuk i9ni sejak tahun 1982 dan secara resmi
dilarang oleh otoritas perpajakan pada tahun 1983.[3]
- Obligasi tercatat adalah
obligasi yang kepemilikannya ataupun peralihannya didaftarkan dan dicatat
oleh penerbit atau oleh lembaga administrasi efek. Pembayaran bunga dan
pembayaran pokok utang akan dtransfer langsung kepada pemegang obligasi
yang namanya tercatat.
- Obligasi daerah atau
di Amerika dikenal sebagai (municipal bond) adalah obligasi yang
diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat,
ataupun lembaga-lembaganya. Bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi
seringkali tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang menerbitkan,
namun obligasi daerah yang diterbitkan guna suatu tujuan tertentu tetap
dikenakan pajak.
- Obligasi tanpa warkat atau
lebih dikenal sebagai Book-entry
bond adalah suatu obligasi yang tidak memiliki sertifikat, dimana
mahalnya biaya pembuatan sertifikat serta kupon mengakibatkan timbulnya
obligasi jenis ini. Obligasi ini menggunakan sistem elektronik terpadu
yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar
modal.[4]
- Obligasi lotere atau
juga disebut Lottery bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh
suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya dibayar seperti tata
cara pembayaran bunga pada obligasi suku bunga tetap tetapi penerbit
obligasi akan menebus obligasi yang diterbitkannya secara acak pada waktu
tertentu dimana penebusan atau pelunasan obligasi yang beruntung terpilih
akan dilakukan dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai yang tertera
pada obligasi .
- Obligasi perang atau War
bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara guna
membiayai perang.
2.6 Obligasi-
obligasi yang diterbitkan oleh lembaga asing dan jenis obligasi di Indonesia
Obligasi- obligasi yang diterbitkan
oleh lembaga asing
Beberapa perusahaan, bank, pemerintah
dan lembaga berwenang lainnya dapat menerbitkan obligasi dalam denominasi mata
uang valuta asing lainnya
yang nampak lebih stabil dibandingkan mata uang domestiknya. Penerbitan
obligasi dalam denominasi valuta asing ini juga memberikan kemungkinan bagi
penerbit obligasi ini memasuki pasar perdagangan obligasi di luar negaranya.
Penerbitan obligasi ini juga sering digunakan sebagai suatu sarana lindung nilai terhadap risiko gejolak perubahan
nilai tukar. Beberapa obligasi ini dijuluki dengan nama panggilan yang khas
seperti terlihat di bawah ini :
- Obligasi Eurodollar atau Eurodollar bond, Obligasi
berdenominasi USD yang
diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar Amerika.
- Obligasi Kangguru atau Kangaroo
bond,adalah obligasi dalam denominasi mata uang dolar Australia (AUD)
yang diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar
Australia dan diperdagangkan pada pasar Australia.
- Obligasi Maple atau Maple bond, adalah obligasi dalam
denominasi mata uang dolar Kanada yang
diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar Kanada dan
diperdagangkan pada pasar Kanada.
- Obligasi Samurai atau Samurai bond, adalah obligasi
dalam denominasi mata uang yen yang
diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar Jepang dan
diperdagangkan pada pasar Jepang.
- Obligasi Yankee atau Yankee bond, adalah obligasi
dalam denominasi mata uang USD yang
diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar Amerika dan diperdagangkan pada pasar
Amerika.
- Obligasi Shogun atau Shogun bond, adalah obligasi
dalam denominasi mata uang dolar yen yang
diterbitkan di Jepang oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar
Jepang.
- Bulldog bond,
adalah obligasi dalam denominasi mata uang poundsterling yang
diterbitkan di London oleh
suatu lembaga atau pemerintahan asing.
- Pinjaman Ninja atau Ninja loan, suatu pinjaman sindikasi
dalam denominasi mata uang yen oleh
kreditur asing.
- Obligasi Formosa atau Formosa bond, adalah obligasi
dalam denominasi mata uang dolar baru Taiwan yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi dari suatu negara di luar Taiwan dan diperdagangkan pada pasar
Taiwan.
- Obligasi Panda atau Panda bond, adalah obligasi dalam denominasi
mata uang renminbi (RMB)
yang diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu negara di luar RRC dan diperdagangkan pada pasar
Cina.
Jenis obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat
dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri
terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
- Obligasi Rekap,
diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi
Perbankan;
- Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN;
- Obligasi Ritel Indonesia (ORI),
sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan
nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
- Surat Berharga Syariah Negara atau
dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi
sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN
namun berdasarkan prinsip syariah.
2.7 Pasar
Obligasi dan Aspek Pajak Obligasi
Ø Pasar
Obligasi
Sebagai suatu efek, obligasi
bersifat dapat diperdagangkan.
Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:
1.
Pasar Primer
Merupakan
tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu
persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi
harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat
ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES) sekarang Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2.
Pasar Sekunder
Merupakan
tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES,
perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini,
perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada
tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin
membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email,
online trading, atau
telepon.
Ø Aspek Pajak
Obligasi
Dari aspek perpajakan obligasi
dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
- Obligasi dengan kupon
(interest bearing bond)
- atas bunganya dikenakan Pajak Pengasilan dengan
tarif 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding
period).
- Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan
sebesar 20% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai
nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk
bunga berjalan (accrued interest).
- Obligasi tanpa bunga (zero
coupon bond)
- Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak
Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual pada saat
transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga
perolehan obligasi.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas
obligasi
Pemotongan PPh yang bersifat final
atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau
dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :
- Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang
ditunjuk selaku agen pembayaran :
- atas bunga, yang
diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo
bunga; dan
- atas diskonto, yang
diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero
coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.
- Perusahaan efek (broker) atau bank selaku
pedagang perantara :
- atas bunga dan diskonto bagi
pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero
coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi.
- Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan
reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang
perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero
coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat
transaksi.
2.8
Risiko- risiko dalam Obligasi
1. Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan
berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga: Jika tingkat
suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika
suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seorang investor harus
menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan tingkat suku bunga bermakna
bahwa investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi
dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau
market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya dialami oleh
investor pada pasar obligasi.
2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat
reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan
reinvestment risk.
3. Call Risk
Sebagian
perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor
akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit
obligasi akan menarik kembali obligasinya
4. Default Risk,
Default Risk juga berkaitan dengan
risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami
kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki Default Risk
dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang rendah dibandingkan
dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam perdagangan
di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury bond.
5. Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau
purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang
diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. Contohnya
jika investor membeli obligasi pada coupon rate sebesar 7%, tetapi tingkat
inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan
denominasi valuta asing,
memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam
mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok
pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk
Liquidity atau marketable risk
bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai
obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu
bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada
harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Obligasi
merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang
berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
2. Mamfaat
Obligasi
o Bunga
atau coupon
o Capital
Gain
o Hak
Claim
3. Penerbit
obligasi dan proses penerbitan obligasi
§ Lembaga
supranasional
§ Pemerintah
suatu negara
§ Sub-sovereign,prodinsi,negara
atau otoritas negara
§ Lembaga
pemerintah
§ Valuta
asing
§ Special
purpose vehicles
Proses penerbitan
obligasi
Proses yang
umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga
dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi,
satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna
membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali
kepada para investor. Pada
penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang.
4. Fitur- fitur
obligasi
§ Nilai
nominal
§ Harga
penerbitan
§ Tanggal
jatuh tempo
§ Kupon
§ Tanggal
kupon
§ Dokumen
resmi
§ Hak
opsi
§ Dana
jaminan
§ Obligasi
konversi
§ Obligasi
tukar
5. Jenis- jenis
obligasi
o Obligasi
suku bunga tetap
o Obligasi
suku bunga mengambang
o Obligasi
berimbal hasil tinggi
o Obligasi
tanpa bunga
o Obligasi
inflasi
o Obligasi
indeks
o Efek
beragun aset
o Obligasi
subordinasi
o Obligasi
abadi
o Obligasi
atas unjuk
o Obligasi
tercatat
o Obligasi
daerah
o Obligasi
tanpa warkat
o Obligasi
lotere
o Obligasi
perang
6. Obligasi
yang diterbitkan lembaga asing dan jenis obligasi di Indonesia
·
Obligasi
Eurodollar atau Eurodollar
bond
·
Obligasi Kangguru atau Kangaroo
bond
·
Obligasi
Maple atau Maple bond
·
Obligasi
Samurai atau Samurai
bond
·
Obligasi
Shogun atau Shogun bond
·
Dan lain- lain
7. Pasar obligasi
dan aspek pajak obligasi
Pasar obligasi: pasar primer dan
pasar sekunder
Aspek pajak:
Obligasi dengan kupon (interest
bearing bond)
- atas bunganya dikenakan Pajak Pengasilan dengan
tarif 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding
period).
- Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan
sebesar 20% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai
nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk
bunga berjalan (accrued interest).
Obligasi tanpa bunga (zero coupon
bond)
- Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak
Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual pada saat
transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga
perolehan obligasi.
8. Risiko dalam
obligasi
·
Interest-Rate
Risk
·
Reinvestment
Risk
·
Call
Risk
·
Default
risk
3.2
Saran
Setelah membuat makalah
ini,penulis hanya bisa memberikan saran,agar mahasiswa nantinya bisa belajar
berinvestasi dengan obligasi sebagai mana pemaparan makalah penulis ini. Terima
kasih
💙
BalasHapus