Rabu, 15 Oktober 2014

MODAL KERJA, refrensiku





MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK











SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SATYA DHARMA
SINGARJA

1.     PENGERTIAN MODAL KERJA
Perusahaan yang bergerak di bidang apapun baik perusahaan jasa maupun dagang selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan usahanya, dengan harapan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali masuk kedalam perusahaan dalam jangka yang relatif pendek. Pengertian modal dalam perusahaan belum terdapat suatu kesatuan pendapat diantara para ahli ekonomi. Untuk melihat pengertian modal itu, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa ahli ekonomi yang memberikan definisi dari modal.
Menurut Lukas Setia Atmaja, mendefinisikan modal sebagai “Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item – item yang ada disisi kanan suatu neraca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba yang ditahan” (2003 : 19)
Kemudian Agnes Sawir, menyebutkan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari – hari” (2005 : 129)
S. Munawir, menyebutkan “Modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar, sedangkan untuk modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)” (2004 : 116)
Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat – surat berharga), piutang dagang dan persediaan.(Weston dan Brigham (1981)
Menurut Wasis (1991, p.63) Modal kerja adalah Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.
Tidak jauh berbeda dengan Amin Widjaja Tunggal, ada dua definisi modal kerja adalah :
  1. Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan utang lancar.
  2. Modal kerja adalah aktiva lancar (1997 : 90)
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari – hari. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak terjadi piutang tersebut. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja dengan pinjaman, jika tidak dilakukan perencanaan yang matang selain akan mengurangi laba yang diperolehnya juga akan memberikan beban berat pada perusahaan diwaktu yang akan datang. Maka untuk itu manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola kebutuhan modal kerjanya sehingga terhindar dari resiko yang akan terjadi. Manajemen modal kerja sangat penting karena :
a. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola hutang lancar).
b. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi dari pinjaman yang besar. Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah.
c. Investasi dalam aktiva tetap bias dikurangi misalnya dengan menyewa, tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan.
Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep adalah:
        1.      Konsep Kuantitatif
Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang pendek.  Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlalh aktiva lancar.
       2.      Konsep Kualitatif
Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.
Dengan kata lain besarnya modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar.

2.     PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL KERJA
Manajemen modal kerja pada dasarnya meliputi:
1.            Perencanaan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Perubahan dari aktivitas usaha suatu perusahaan akan mengakibatkan perubahan terhadap kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja dalam satu periode (satu tahun) pada waktu yang akan datang dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Kebutuhan modal kerja = Periode perputaran modal kerja x Rata-rata pengeluaran kas per periode
a.      Peride perputaran modal kerja adalah dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan kedalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.
b.      Rata-rata pengeluaran kas per periode adalah hasil perhitungan rata-rata dari sehala pengeluaran kas untuk melaksanakan kegeiatan perusahaan sehari-hari baik berupa pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja, biaya administrasi umum dan penjualan.

2.        Sumber-sumber Pemenuhan Modal Kerja
Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenudhi dari dua sumber:
a.      Sumber intern adalah modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri yang terdiri dari:
·         Laba yang ditahan
·         Penjualan aktiva tetap yang dilaksanak perusahaan
·         Keuntungan penjualan surat-surat berharga/efek diatas harga nominal
·         Cadangan penyusutan
b.      Sumber-sumber ekstern
Pemenuhan modal kerja dapat diambilkan dari sumber-sumber luar perusahaan yang merupakan utang bagi perusahaan. Antara lain:
§  Supplier
§  Bank-bank
§  Pasar modal

3.         Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan berntuk penurunan jumlah aktiva lancar yang miliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yan dimiliki perusahaan.
Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah:
a.       Pembayaran kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan
b.      Pembayaran kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga
c.       Adanya pembayaran utang-utang jangka panjang
d.      Adanya pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar
e.       Adanya pengambilan kas oleh pemilik perusahaan dan pengambilan keuntungan atas pengambilan dividen oleh pemilik dalam perseroan terbatas
f.       Adanya pembentukan dana dari aktiva lancar pada tujuan tertentu dalam jangka panjang.

4.      Laporan Sumber dan penggunaan modal kerja
Sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja dimasa yang akan datang bagi manaenem diperlukan laporan perubahan modal kerja yang menunjukkan secara rinci terjadinya kenaikan atau penutunan modal kerja dari tahun ke tahun serta penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan itu.
Perubahan modal kerja yang terjadi, dengn kenaikan aktiva lancar dan penurunan utang lancar di nilai amat baik apabila berasal dari hasil operasi perusahaan yang bersangkutan, dapat dinilai kurang baik bila modal kerja itu berasal dari utang jangka panjang.
Untuk dapat mengetahui perubahan modal kerja dapat dengan membandingkan dua pneraca dari dua tahun yang berurutan dan kemudian diperhitungkan perubahan kenaikan atas penurunan modal kerjanya.

5.      Cara pemenuhan kebutuhan dana
Untuk pemenuhan modal kerja harus diperhitungkan antara ratio likuiditas dan ratio rentabilitas. Di samping itu pemenuhan modal kerja memallui kredit jangka panjang dan kredit jangka pendek yang tingkat bunganya tidak sama maka perlu diperhitungkan mengenai ‘optimum modal’. Untuk menghitung optimmum modal menurut Jl. Meij perlu perhitungan ‘jangka waktu kritis’.

Jadi pengertian jangka waktu kritis tersebut adalah jangka waktu dimana biaya untuk kredit jangka panjang sama besarna dengan biaya kredit jangka pendek.


3.      PEMBAGIAN DAN JENIS MODAL KERJA
  Mengenai jenis-jenis modal kerja, W. B. Taylor menggolongkannya dalam :
Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya atau
modal kerja ini disebut modal kerja bruto GWC( gross working capital ). Sedang modal kerja bersih NWC ( net working capital ) adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Manajemen modal kerja didefinisikan secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun huntang lancar.
 dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam :
  1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
  2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal” disini adalah dalam artian yang dinamis.
  3. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
  4. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
  5. Modal Kerja Skills (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.
  6. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya, ada pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai dari saat dimana Kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi Kas.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Ø  Manajemen Kas
TUJUAN MANAJEMEN KAS
  1. Penyediaan kas yang cukup untuk operasi jangka-pendek dan jangka panjang.
  2. Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada setiap waktu.
  3. Penetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang cukup sampai dana disimpan.
  4. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin bahwa pembayaran-pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah.
  5. Pemeliharaan saldo bank yang cukup, bilamana, cocok, untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank komersial.
  6. Penyelenggaraan catatan-catatan kas yang cukup.
Pengolaan kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen berikut ini yang dapat mempermudah pembahasan mengenai pengelolaan kas dan menggambarkan berbagai kerja Sama yang saling berhubungan :
  • Ramalan/ taksiran kas.
  • Manajemen arus kas, yaitu pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas.
  • Investasi dana yang “ berlebihan “.
  • Hubungan bank.
  • Pengendalian internal (internal control).
PERAMALAN KAS
TUJUAN PERAMALAN/ PERKIRAAN KAS
Suatu Ramalan atau taksiran kas (cash forecast) merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas serta saldonya dalam suatu periode tertentu. ini merupakan suatu fungsi yang perlu dalam setiap rencana administrasi kas yang dikelola dengan baik.tujuan dasar dari penyiapan anggaran kas adalah untuk merencanakan kas yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi jangka panjang dan jangka pendek juga. juga penyiapan anggaran membrikan alat untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan kas secara efektiv dalam hal ada kelebihan kas. selain tujuan umum ini beberapa kegunaan spesifik dari anggaran kas adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mennunjukan fluktuasi yang paling tinggi atau musiman dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih besar dalam persediaan dan piutang.
  2. Untuk menunjukan waktu dan jumlah dana yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, pembayaran oajak, dividen, dan bunga.
  3. Untuk membantu perencanaan pertumbuhan, termasuk jumlah dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja.
  4. Untuk menunjukan jauh dimuka kebuuhan, jumlah dan lamanya dana yang diperlukan dari sumber luaragar memungkinkan usahkannya pinjaman yang paling menguntungkan.
  5. Untuk membantu mendapatkan kredit bank dam memjukan kelayakan kredit perusahaan secara umum.
  6. Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana yang mungkin tersedia untuk investasi.
  7. Untuk merencanakan pengurangan pinjaman.
  8. Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak perusahaan dan devisi perusahaan.
  9. Untuk memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara progesif, sehingga dangan demikian meningkatkan laba.


METODE PERAMALAN KAS
Tiga metode telah dikembangkan untuk menyusun ramalan kas. Meskipun saldo akhir adalah kas yang ditaksirkan, tetapi metode-metode itu berbeda terutama dalam hubungan titik-tolak peramalan dan perincian-perincian yang tersedia ;
  1. Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas.
  2. Metode laba bersih yang disesuaikan ( Ajusted Net Income Method).
  3. Diferensial metode kerja (Working Capital Differential).
HUBUNGAN ANTARA ANGGARAN KAS DENGAN ANGGARAN LAIN
Dari pembahasan teerdahulu dengan segera kelihatan, bahwa penyiapan anggaran kas pada umumnya bergantung anggaran yang lain, yaitu anggaran penjualan, laporan perhitungan rugi-laba yang ditaksirkan, berbagai anggaran operasi dan rencana strategis jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas merupakan program penjualan yang terkoordinasi serta yang di korelasikan denganperubahan-perubahan neraca dan penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.
Dapat juga diperkirakan, bahwa anggaran kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran-sasaran anggaran operasi tercapai maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas. Sebaliknya apabila gagal mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa harus mencari sumber tambahan kas.
MASA ANGGARAN KAS
Masa anggaran tergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan anggaran, kondisi keuangan perusahaan, dan para eksekutif mengenai praktisnya serta kecermatan taksiran. Sebagai contoh, suatu taksiran jangka-pendek akan dipergunakan dalam menetapkan kebutuhan kas mungkin untuk satu atau tiga bulan di depan. Tapi apabila marjin kasnya rendah, maka diperlukan taksiran mengenai penerimaan  dan pembayaran atas dasar per minggu, atau bahkan per hari.
Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki jumlah kas yang besar, dapat dikebangkan suatu anggaran kas per bulan, untuk masa enam bulan atausatu tahun di depan. Untuk penetapan kebijaksanaan umum keuangan, akan diprlukan anggaran jangka panjang. Sebagian perusahaan berpendapat, bahwa taksiran yang dibuat untuk menyusun anggaran untuk masa yang terbatas sampai tiga bulan. Perusahaan lai membuat suatu anggaran yang saling berhubungan untuk tiga bulan atau lebih didepan, yaitu dengan selalu menambahkan satu bulan dan menghilangkan bulan berjalan.
Controller harus menyesuaikan peramalan dangan kondisi-kondisi yang ditemukannya. Da dapat menyusun satu anggaran kas jangka pendek untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas, dan juga anggaran jangka panjang untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
PELAKSANAAN ANGGARAN KAS
Controller dapat menyiapkan anggaran kas dengan cara biasa, dengan menunjukan jumlah dan tambahan yang diperlukan (jika ada), dan lamanya kebutuhan itu. akan tetapi, tanggung jawab untuk mendapatkan dana ini atas dasar yang palig menguntungkan berada di tangan kepala bagian keuangan atau pejabat utama bidang keuangan.
Kebutuhan kas harus direncanakan sebagai mana halnya dengan operasi-operasi lain. adalah memuaskan dengan hanya mengasumsikan, bahwa volume penjualan yang tinggi dan secara otomatis menghasilkan posisisi keuangan yang sehat. controller mempunyai cara yang efektif dalam menetapkan keperluan akan adanya program keuangan yang dipertimbangkan dengan baik.
PENAGIHAN KAS
A.        ADMINISTRASI PENERIMAAN KAS
salah satu tujuan utama manajemen keuangan adalah mengusahakan adanya penggunaan secara berhati-hati dan efisien. ditinjau dari segi penagihan kas, ada dua fase yaitu;
1.         mempercepat penagihan
2.         pengendalian yang intern yang layak tehadap penaguhan.
B.        MEMPERCEPAT PENAGIHAN
Ada dua metode yang lasim dipergunakan untuk mempercepat pengalihan, yaitu lock-box sistem dan area concentration banking.    lock-box system meliputi penyelenggaraan berbagai rekening/simpanan dalam berbagai area geografis yang mempunyai pengalihan kas dalam jumlah besar, sehinggah penyetor dan para pelanggan akan memakan waktu yang lebih sedikit dalam perjalanan, paling baik apabila tidak lebih dari satu hari.
Menurut sistem area concentration banking, unit lokal perusahaan yang menagih pembayaran dan disetor/ disimpan dalam bank setempat. dari bank lokal, biasanya melalui kiriman kawat/telegram, dana dipindahkan dengan sangat cepat kepada beberapa area atau concentration bank. dana lebih dipindahkan secara otomatis  melalui talegram kepada bank dari kanor pusat perusahaan. dalam cara ini maka waktu dalam perjalanan dapat dipersingkat.
controller diharapkan mengetahui kedua cara tersebut dan cara-cara lain untuk mempercepat penagihan, dan membantu kepala bagian keuangan, bilamana perlu.
C.       PENGENDALIAN INTERN ATAS PENERIMAAN KAS
Dalam organisasi perusahaan pada umumnya dijumpai banyak jenis transaksi yang biasa atau rutin. Beberapa sumber yang rutin adalah ;
a)     Penerimaan melalui pos,
b)     Penjualan kontan,
c)      Penjualan kredit.
Tentunya semua perusahaan mempunyai transaksi lain yang kurang bersifat rutin, seperti penerimaan penjualan harga tetap, yang dapat ditangani oleh pejabat tertentu atau memerlukan prosedur khusus. Kebanyakan masalah kas akan berpusat pada transaksi yang baru dikemukakan diatas, karena untuk penerimaan kas yang lebih bersifat luar biasa atau kurang banyak dengan mudah dapat dekenakan suatu pengecekan yang sederhana.
Dengan tidak mempersoalkan sumber kasnya, basis untuk pencegahan kesalahan atau kecurangan adalah prinsip pengecekan  intern (internai check). System tersebut meliputi pemisahan fungsi antara pengurusan fisik uang dengan penyelenggaraan pembukuannya. System itu mengharuskan pekerjaan seseorang pegawai dengan pegawai lain dapat saling melengkapi.
System pengendalian intern harus dirancang atas dasar masing-masing organisasi. Akan tetapi terdapat saran umum yang dapat membantu controller dalam menelaah situasi pada perusahannya sendiri:
  1. Semua penerimaan kas melalui pos harus dicatat sebelum ditransfer kepada kasir.
  2. Semua penerimaan harus disetor sepenuhnya setiap hari.
  3. Tanggung jawab untuk menangani kas harus dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara pasti.
  4. Biasanya fungsi penerimaan kas dan pengeluaran kas harus diisahkan sama sekali (kecuali dalam lembaga keuangan).
  5. Penanganan fisik kas harus dipisahkan seluruhnya dari penyelenggaraan pembukaan, dan kasir tidak brwenang/berhak terhadap pembukuan.
  6. Para agen dan walil lapangan diharuskan memberikan kwitansi tanda terima, tentunya dengan meninggalkan tembusan untuk arsip.
  7. Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka yang tidak menangani kas atau menyelenggarakan pembukaan.
  8. Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan kas diharuskan mengambil cuti, orang lain harus menggantikannya selama masa cuti.
  9. Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan kas harus diikat dengan kontrak.
10.  Sedapat mungkin dipergunakan alat-alat mekanis yang dapat memberikan alat            pengecek tambahan.
11.  Apabila praktis, penjualan kontan harus diverifikasi dengan catatan persediaan dan hasil opname fisik persidiaan.
PENGELURAN KAS
PENGENDALIAN PENGELUARAN KAS
Dalam bidang administrasi kas ini, ada dua aspek pengendalian, yaitu;
  1. Penentuan system pembayaran, dan
  2. Sistem pengendalian intern.
Pengalaman menunjukan bahwa kegunaan adanya pengendalian yang teliti terhadap               pembayarandalah untuk menjamin agar rekening-rekening hanya dibayarkan pada saat telah jatuh tempo dan bukan lebihdini dari pada itu. Dengan cara demikian, maka kas dapat dihemat untuk investasi sementara.
Pertimbangan lain ini dalam menentukan jadwal pembayaran adalah penggunaan “floating cash” secara nyata. Dengan mengetahui bahwa ada unsur-unsur dalam perjalanan , dankenyataan bahwa biasanya saldo bank selalu lebih besar dari pada saldo menurun buku karena ada cheque-cheque yang masih beredar, maka saldo buku dapat direncanakan peda tingkat yang lebih rendah. “Floating cash” yang masuk dapat diseimbangkan dengan pembayaran kas.
REKENING BANK ADMINISTRASI
Dalam pengendalian pembayaran, menyangkut transaksi divisional anak perusahaan atau kantor lapangan, maka dapat dipergunakan beberapa rekening bank untuk tujuan khusus, misalnya imprest accouns, zero balance accounts, dan automatic balace accounts.
Dalam system zero balance, maka rekening bank  untuk unit organisasi tertentu selalu di pelihara saldonya sebesar nol. Apabilah di terima cheque pembayaran, maka bank di berih wewenang untuk memindahkan dana yang di perlukan dari rekening umum ke rekening khusus untuk membayar itu. Pembayaran dapat di lakukan dengan wesel bayar. Cara lain yang serupa ialah, bahwa kepala bagian keuangan akan memindahkan melalui kawat atau telegram ke dalam zero bank account, seterima pemberitahuan dari bank mengenai permintaan pembayaran. Zero bank accounts dapat mempermudah pengawasan pembayaran melalui satu atau beberapa perkiraan. System terseut juga mempermudah melakukan pengecekan cepa terhadap posisi kas perusahaan
Dalam automatic balance accounts dipergunakan perkiraan yang sama untuk penerimaan dan pengeluaran. Apabilah rekening tersebut telah beradah di atas suatu tingkat maximum yang ditetapkan, maka kelebihan rekening tersebut akan di transfer ke rekening pusat; dan sebaliknya, apabilah saldo yang di bawah tingkat minimum , maka rekening tersebut harus di isi kembali.
PENGAMATAN PENGENDALIAN INTERN
  1. PENTINGNYA PENGENDALAN INTERN
Apabilah uang telah di setor ke bank, nampaknya masalah utama pengaman kas telah di pecahkan. Memang benar, bahwa pengendalian pengeluaran kas merupakan hal yang relative sederhana apabilah beberapa aturan di taati. Setelah factor pembelian di setujui untuk pembayaran, langkah berikut biasanya penyiapan cheque untuk ditandatangi oleh pimpinan. Apabilah semua pembayaran mengalami pemeriksaan seperti ini, bagaimanakah bisa timbul sesuatu problema? Tetapi justru disinilah paling besar bahayanya. Setiap kontroler yang harus menandatangani banyak ceque mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tugas yang menjemukan yaitu tugas untuk memeriksa apakah laporan penerimaan di lampirkan , membandingkan nama penerimaan uang terhadap faktur, dan membandingkan jumlahnya. Oleh karena tugas tersebut begitu menjemukan , maka hal tersebut dilakukan secara asal jadi saja. Namun tugas itu memang penting untuk mengawasi pembayaran , dan harus dilakukan secara berhati-hati. Yang lain dapat melakukan pemeriksaan secara tiba-tiba sering dokumen dan bukti pengeluaran palsu dipergunakan untu mendapatakan tanda tangan yang keedua kalinya. Pencegahan praktek ini mengharuskan adanya penelitian berhati-hat sebelum cheque ditandatangi, dan jua melalui cara-cara pengamanan lainnya. Tidak dapat di terima begitu saja bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baikmereka yang menandatangani cheque harus bersikap mempertanyakan transaksi yang kelahatan meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Memang, pemeriksaan document yang di lampirkan pada cheque sering akan menyoroti pengeluaran yang tidak tepat dan setiap kelemahan dalam prosedur-prosedur lain.
  1. BEBERAPA PRINSIP PENGENDALIAN INTERN
Kesempatan penggunaan dana secara tidak wajar atau tidak benar adalah demikian besar, sehingga seorang controller harus selalu menekankan keperluan untuk mengadakan perlindungan yang wajar dalam fungsi pengeluaran kas. Diperlukan adanya kewaspadaan dan prosedur pemeriksaan yang sehat. Meskipun system pengendalian intern dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi , tetapi beberapa saran umum yang bersama ditetapkan sebagai berikut :
  1. Ecuali untuk transaksi kas kecil, semua pembayaran harus dilakukan dengan cheque
  2. Semua cheque harus diberi nomor terlebih dahulu, dan semua nomor yang dipergunakan atau dibatalkan harus dipertanggung jawabkan
  3. Semua cheque pembayaran umum harus ditanda-tangani oleh dua orang secara bersama-sama.
  4. Tangung jawab untuk penerima kas harus dipisahkan dari tanggung jawab untuk pengeluaran kas.
  5. Semua orang yang menandatangani cheque atau yang menyetujui pembayaran harus dipertanggungkan secukupnya.
  6. Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka yang tidak menandatangani cheque atau menyetujui pembayaran.
  7. Pencatatan kas harus terpisah sama sekali dari tugas melakukan pembayaran.
  8. Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan semua dokumen pendukung ydiperlukan ang harus menjadi persayarat untuk melakukan pembayaran.
  9. Cheque untuk mengisi kembali imprest fund kas kecil dan pembayaran gaji dan upah harus dibayar kepada individu tertentudan bukan kepada perusahaan atau pembawa.
10.  Setelah pembayaran dilakukan,semua dokumen pendukung harus diperforasi atau       diberi tanda “telah dibayar” agar tidak bisa dipergunakan untuk kedua kali.
11.  Alat-alat mekanis harus dipergunakan bilamana praktis, misalnya alat penulis cheque dan sebagainya.
12.  Harus diadakan rotasi kerja atau diwajibkan mengambil cutibagi mereka yang bertugas melakukan pembayaran.
13.  Persetujuan bukti/voucher pembayaran biasanya harus dilakukan oleh mereka yang tidak bertuhgas untuk melakukan pembayaran.
14.  Untuk transfer antar bank harus ada persetujuan khusus, dan harus diselenggarakan suatu perkiraan “ Transfer bank”.
15.  Semua bukti/ voucher pengeluaran kas kecil, harus ditulis dengan tinta atau diketik.

  1. METODE PENYALAHGUNAAN DANA
Cara pengamanan sebagai mana baru dibicarakan diatas, adalah sebagian dari cara yang dikembangkan atas dasar pengalaman dari banyak perusahaan. Beberapa cara umum untuk melakukan kecurangan adalah sebagai berikut ;
  1. Menyiapkan bukti voucher palsu atau mengajukan voucher untuk mendapatkan bayaran dua kali.
  2. “Kiting”, atau pinjaman tanpa mendapat persetujuan dengan cara tidak mencatat  pembayaran, tetapi mencatat penyetoran dalam hal melakukan transfer bank.
  3. Mencantumkan jumlah total yang tidak benar dalam buku kas.
  4. Menaikan jumlah cheque setelahditandatangani.
  5. Mencantumkan potongan harga dengan jumlah yang lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
  6. Menguangkan cheque gaji/upah atau dividen yang belum ditagih oleh yang berhak.
  7. Mengubah bukti/ voucher pengeluaran kas kecil.
  8. Memalsukan cheque dan memusnakannya peda saat telah diterima dari bank menggantikan dengan cheque lain yang dibatalkan atau dengan nota pembebanan.
  1. REKONSILIASI BANK
Suatu fase pengendalian intern yang penting adalah dengan merekonsiliasikan saldo menurut salinan rekening Koran bank dengan saldo menurun buku. Ini terutama benar lagi bagi rekening umum bank sebagaimana dibedakan  dari rekening yang hanya untuk melakukan pembayaran.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa rekonsiliasi bank harus ditangani oleh seseorang yang bebas dari tugas mengurus penerimaan atau pengeluatan kas. Tugas rekonsiliasi ini dapat ditangani oleh controller atau dilaksanakan sendiri oleh bank. Perhatian khusus haru diberikan tarhadap cheque yang beredar pada periode yanglalu dan terhadap penyetoran yang dilakukan pada akhir periode untuk dapat mendeteksi kiting.




  1. DANA KAS KECIL
Pada umumnya perusahaan harus melakukan berbagai pembayaran kecil-kecil. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka  diselenggarakan dana kas kecil diselenggarakan berdasarkan imprest fund system, yaitu suatu system dengan saldo dana yang tetap.
Banyak dana kas kecil seperti ini diperlukan dalam kantor cash cabang atau pada setiap pabrik. Harus disedikan bentuk kwitansi dan proseduryang seragam termasuk limit atau pengeluaran yang dilakukan mengenai saluran ini, melalui persetijuan secara wajar, dan sebagainya.
Apabila mungkin, maka orang yang menangani penerimaan atau pengeluaran kas tidak boleh menangani kas kecil. Cara pengamanan lain meliputi opname kas secara mendadak, pembatasan langsung terhadap semua lembaran kas kecil setelah dilakukan pembayaran, dan pemeriksaan secara teliti terhadap pengisian kembali kas kecil. Meskipun dananya mungkin kecil saja, tetapi dapat dibelanjakan jumlah yang sangat besar (karena pembayaran yang sering). Controller tidak boleh melalaikan pemeriksaan terhadap kegiatan ini.
INVESTASI DANA SEMENTARA
Dalam banyak perusahaan, dana berlebihan atau surplus yang tidak diperlukan untuk tujuan operasi atau compensating bank balance tersedia untuk diinvestasikan. Penggunaan secara berhati-hati atas dana yang tidak dimanfaatkan dapat menambah penghasilan. Meskipun pejabat keuanganlah bisanya yang akan mengarahkan investasi dana semacam ini, tetapi controller akan berhubungan dengan pelaporan dan pengendalian secukupnya serta pada umumnya harus mengetahui tentang masalah investasi.
KRITERIA MEMILIH INVESTASI
Dengan mengetahui adanya kesempatan untuk memperoleh tambahan pendapatan dari dana yang sementara berlebihan, apakah kriteria yang yang dapat dipergunakan dalam memilih alat investasi? Mungkin ada lima criteria tersebut, dan semuanya agak berhubungan:
  1. Keamanan pokok pinjaman.
  2. Stabilitas harga.
  3. Kemungkinan pemasarannya.
  4. Saat jatuh tempo.
  5. Hasil (Yield).

Ø  Manajemen Piutang
Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit. Kebijakan Kredit dengan tujuan mendapatkan laba yang optimal dg resiko minimal.

Tujuan Penjualan Kredit:
1. Merangsang minat para langganan
2. Menaikkan volume penjualan
3. Meningkatkan laba bersih perusahaan
4. Strategi memenangkan persaingan, yaitu untuk memperbesar market share
Namun politik penjualan kredit pun tidak berarti tanpa risiko. Berikut ini beberapa risiko penjualan kredit:
1. Tidak terbayarnya piutang ;
  • Solusi : Menyediakan cadangan dana (Bad debt / piutang tak tertagih)
  • Semakin tinggi  Volume penjualan kredit maka semakin tinggi  Dana diinvestasikan dalam piutang maka semakin tinggi  pula Resiko tidak terbayarnya piutang
2. Keterlambatan Waktu pembayaran piutang
  • Akibat : Timbul Biaya pengumpulan piutang (cash discount)
  • Untuk mengatasi Cash discount dengan syarat biaya discount < tambahan laba.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang sbb :
1. Volume Penjualan Kredit
  • Semakin tinggi  proporsi penjualan kredit maka semakin tinggi dana dalam piutang ; maka semakin tinggi  pula resiko akan semakin tinggi profit.
2. Syarat pembayaran penjualan kredit : Ada 2 Alternatif :
  • Dengan ketat Piutang Kecil (Perush. Sangat selektif)
  • Dengan Lunak Piutang besar (Perush. Kurang selektif)
3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit
  • Utamakan Kredit Kualitatif bukan Kuantitatif
  • Semakin tinggi  plafon kredit artinya semakin tinggi  dana dalam piutang
  • Makin selektif artinya semakin rendah  dana dalam piutang
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
  • Pengumpulan Piutang secara Aktif biaya pengumpulan piutangnya besar (dengan syarat biaya tambahan tidak melampaui besarnya tambahan revenue)
  • Pengumpulan Piutang Pasif
5. Kebiasaan Para Pelanggan (mengambil potongan/tidak). Bilamana biasa mengambil potongan dampaknya yaitu nilai piutangnya menjadi kecil
6. Lama persyaratan kredit yaitu makin lama jangka waktu kredit maka nilai piutang semakin besar
7. Karakteristik Industri juga berkontribusi dalam besar kecilnya piutang.

Hal-hal yang terkait dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kredit (Horne and Wachowicz, 1995) yaitu :
1. Standar Kredit: Kualitas minimum penilaian kredit dari peminta kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Variabel yg hrs dipertimbangkan dalam pemberian kredit :
a. kualitas piutang dagang yang dapat diterima
b. jangka waktu periode kredit
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program pengumpulan piutang
2. Termin Kredit: Jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yg diberikan jika dilakukan pembayaran lebih awal
3. Potongan Tunai: Prosentase pengurangan pembayaran dari jumlah bruto penjualan, karena pembayaran dilakukan dalam periode potongan tunai.
4. Default risk: Kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan waktu pengumpulan piutang.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Piutang ?
1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang : Rencana jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyarakatan pembayaran yang ditawarkan perusahan dan kebiasaan pelanggan membayar bunganya.
2. Pengendalian piutang : Untuk pengendalian piutang secara ketat perlu dilaksanakan : penyaringan langganan, penentuan resiko, penentuan potongan, pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit dan penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penugak.

3. Penggunaan ratio
  • Hitung rasio piutang dengan kerugian piutang yang timbul
  • Hitung tingkat perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang
  • Bandingkan rasio-rasio di atas dengan : tahun sebelumnya, anggaran, maupun kelompok industrinya.
Perencanaan Jumlah dan Pengumpulan Piutang
  • Rencana jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan pelanggan membayar utangnya.
  • Besarnya rencana piutang akan berpengaruh dari sejumlah resiko piutang berupa piutang tak tertagih yang diestimasikan oleh pihak perusahaan.
Pengendalian Piutang
  • Penyaringan pelanggan
  • Penentuan resiko kredit
  • Penentuan potongan-potongan
  • Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit.
  • Penentuan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi penunggak
Penilaian Terhadap Calon Pembeli (Resiko Kredit), yaitu prinsip 5 C :
  • Character menyangkut kejujuran, tanggungjawab dalam memenuhi kewajiban
  • Capasity kemampuan untuk membayar hutangnya
  • Capital Dilihat dari jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan dari suatu periode; dan Perbandingan dari modal sendiri dan modal asing.
  • Collateral jaminan dalam pengambilan kredit
  • Condotions kondisi perekonomian secara umum
Langkah-langkah Penentuan Resiko Kredit
  • Penentuan batas tertinggi resiko kredit.
o misal; dalam 5 tahun terakhir terjadi kredit yang tidak tertagih 4%, 3%, 5%, 6%, dan 5%. Maka dapat ditentukan batas tertinggi sebesar 6% dari penjualan kredit.
  • Mengadakan klasifikasi pelanggan.
  • Seleksi pelanggan tetap.
Perputaran Piutang
  • Merupakan periode waktu terikatnya dana pada piutang
o Kas,  Inventory,  Piutang

  • Periode perputarannya piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit
  • Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Penjualan netto kredit
Tingkat perputaran piutang : --------------------------------- = .... X
Rata-rata piutang

o Penjualan netto kredit adalah semua penjualan kredit sesudah dikurangi potongan-potongan.
o Rata-rata piutang dapat dihitung dari piutang awal (neraca awal) ditambah piutang akhir (neraca akhir) dibagi dua.

Pengumpulan Piutang
  • Rata-rata pengumpulan piutang :
365 hari
---------------------------------------- = ……… hari
Tk. Perputaran piutang
  • Kegunaan Hari rata2 pengumpulan piutang adalah untuk menilai efisiensi dalam pengumpulan piutang:
1.      Efisien Jika rata2 pengumpulan piutang < waktu piutang yang telah ditetapkan.
2.      Inefisien Jika rata2 pengumpulan piutang > waktu piutang yang telah ditetapkan.

Ø  Manajemen Persediaan
Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.

Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.

MENGAPA PERSEDIAAN DIKELOLA?
1.           Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
2.           Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
3.           Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.

JENIS PERSEDIAAN
1.             Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent demand inventory)
2.             Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory).




ALIRAN MATERIAL


       Bahan dalam
            proses
Vendor                        Bahan                                   Barang dalam           Barang            Customer
Pemasok          mentah                                                   proses                jadi                 (Pelanggan)
      Barang dalam
            Proses


KAPASITAS VS PERSEDIAAN
Kapasitas: merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk
Persediaan: semua persediaan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan proses produksi dan jalur distribusi.
TUJUAN PERSEDIAAN
  1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
  2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
  3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN
  1. Struktur biaya persediaan.
a.       Biaya per unit (item cost)
b.      Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
-          Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)
-          Biaya pengiriman pemesanan
-          Biaya transportasi
-          Biaya penerimaan (Receiving cost)
-          Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost): surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
c.       Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
-          Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).
-          Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
d.      Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration and loss).
e.       Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)

Persediaan mjadi sangat penting karena persedian berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat persediaan :
  1. Kualitas                                   5. Kapasitas berlebih
  2. Rekayasa Produk                    6. Kemampuan merespon pelanggan
  3. Harga                                      7. Tenggang waktu
  4. Lembur                                    8. Profitabilitas keseluruhan
Artinya : Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain à memiliki kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi à biaya persediaan tinggi à biaya tinggi à mempengaruhi laba)

Apa Itu Biaya Persediaan ???
Ada 2 (dua) kemungkinan :
1.       Dunia Penuh Kepastian à dimana permintaan akan suatu produksi / bahan baku diketahui dengan pasti untuk periode tertentu, sehingga dikenal 2 biaya utama :
1.a. Jika bahan baku dibeli dari luar à biaya pemesanan* dan biaya penyimpanan
1.b. Jika bahan baku diproduksi à biaya persiapan* dan penyimpanan
       *) mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan
2.   Dunia Tidak Pasti à dimana permintaan tidak diketahui secara pasti à muncul katagori biaya ke-3 dari biaya persediaan yaitu : biaya habisnya persediaan

Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya asuransi untuk pengiriman, biaya pembongkaran
Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk menyimpan persediaan. Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang penyimpanan.
Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh : penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
Alasan Tradisional Punya Persediaan :
1.   Laba Maximal à Turut meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan
      Minimalkan biaya penyimpanan à  mendukung produksi dikit aja
      Minimalkan biaya pemesanan à  mendukurng pemesanan dalam jumlah besar
      Artinya à menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan dengan biaya penyimpanan
2.       Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi tanggal pengiriman)
3.       Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.        Kerusakan Mesin
b.        Kerusakan Komponen
c.        Tidak tersedianya komponen
d.       Pengiriman komponen yang terlambat
4.       Mendapatkan potongan harga jika beli dalam jumlah banyak
5.       Proses produksi yang tidak dapat diandalkan à selalu hasilkan produk rusak
6.       Hindari resiko kenaikan harga dimasa yang akan datang.

4.     PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
A. Tipe Pendanaan Jangka Pendek
  1. Pendanaan Spontan (spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual.
  2. Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank.
B. Pendanaan Spontan (Spontaneous Financing)
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis.
Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.

Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran hutang dalam setahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit


Contoh
  • Perusahaan Ogah Rugi membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan jangka waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata utang dagang Perusahaan Ogah Rugi sebesar Rp 75.000.000,-
  • Jika perusahaan menaikkan pembelian kredit sebesar 10% ( Rp 300.000.000 ), maka rerata utang dagangpun akan naik sebesar 10% ( Rp 82.500.000 ). Begitu jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya sebesar 5% maka rerata utang dagangpun akan turun 5%.
  • Maka tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan Ogah Rugi ketike membuat budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.
C. Pendanaan Tidak Spontan (Nonspontaneous Financing)
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
  1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor. Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
  2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman).
  3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
  4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).
  5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai p[ersediaan yang dijaminkan.
  6. Akseptasi Bank.
  7. Repo.
D. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek

Untuk menetukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
  • Strategi pendanaan secara keseluruhan
  • Biaya
  • Ketersediaan
  • Fleksibilitas


1 komentar: