MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SATYA DHARMA
SINGARJA
1.
PENGERTIAN
MODAL KERJA
Perusahaan
yang bergerak di bidang apapun baik perusahaan jasa maupun dagang selalu
membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan usahanya, dengan harapan dana
yang telah dikeluarkan dapat kembali masuk kedalam perusahaan dalam jangka yang
relatif pendek. Pengertian modal dalam perusahaan belum terdapat suatu kesatuan
pendapat diantara para ahli ekonomi. Untuk melihat pengertian modal itu, maka
penulis mengemukakan pendapat dari beberapa ahli ekonomi yang memberikan
definisi dari modal.
Menurut Lukas Setia
Atmaja, mendefinisikan modal sebagai “Dana yang digunakan untuk membiayai
pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item – item yang
ada disisi kanan suatu neraca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan
laba yang ditahan” (2003 : 19)
Kemudian Agnes Sawir,
menyebutkan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari – hari” (2005 : 129)
S. Munawir,
menyebutkan “Modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva
lancar terhadap hutang lancar, sedangkan untuk modal kerja sebagai aktiva
lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)” (2004 :
116)
Modal
kerja adalah
investasi perusahaan dalam aktiva jangka
pendek seperti kas, sekuritas
(surat – surat berharga), piutang dagang dan persediaan.(Weston dan Brigham (1981)
Menurut
Wasis (1991, p.63) Modal kerja adalah Modal Kerja
adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa
kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja
bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi
debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang
lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva
lancar dikurangi dengan hutang lancar.
Tidak jauh berbeda
dengan Amin Widjaja Tunggal, ada dua definisi modal kerja adalah :
- Modal kerja adalah selisih antara
aktiva lancar dan utang lancar.
- Modal kerja adalah aktiva lancar
(1997 : 90)
Setiap
perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai
aktivitas perusahaan sehari – hari. Kekurangan uang tunai (kas) akan
menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya
sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh
keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak
terjadi piutang tersebut. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja
dengan pinjaman, jika tidak dilakukan perencanaan yang matang selain akan
mengurangi laba yang diperolehnya juga akan memberikan beban berat pada
perusahaan diwaktu yang akan datang. Maka untuk itu manajemen modal kerja
sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola kebutuhan modal kerjanya
sehingga terhindar dari resiko yang akan terjadi. Manajemen modal kerja sangat
penting karena :
a. Dari
penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk
mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan
untuk mengelola hutang lancar).
b. Bagi
banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi
dari pinjaman yang besar. Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang
cepat berubah.
c. Investasi
dalam aktiva tetap bias dikurangi misalnya dengan menyewa, tetapi investasi
dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan.
Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep adalah:
1. Konsep Kuantitatif
Dalam konsep kuantitatif pengertian
modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa
kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam
aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang pendek. Jadi
besarnya modal kerja adalah sejumlalh aktiva lancar.
2. Konsep Kualitatif
Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang
tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai
operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.
Dengan kata lain besarnya modal
kerja adalah kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar.
2.
PEMENUHAN
KEBUTUHAN MODAL KERJA
Manajemen
modal kerja pada dasarnya meliputi:
1.
Perencanaan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Perubahan
dari aktivitas usaha suatu perusahaan akan mengakibatkan perubahan terhadap
kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja dalam satu periode (satu tahun)
pada waktu yang akan datang dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Kebutuhan
modal kerja = Periode perputaran modal kerja x Rata-rata pengeluaran kas per
periode
a.
Peride perputaran modal kerja adalah dimulai dari saat dimana kas
diinvestasikan kedalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali
lagi menjadi kas.
b.
Rata-rata pengeluaran kas per periode adalah hasil perhitungan rata-rata dari
sehala pengeluaran kas untuk melaksanakan kegeiatan perusahaan sehari-hari baik
berupa pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja, biaya administrasi
umum dan penjualan.
2.
Sumber-sumber Pemenuhan Modal
Kerja
Modal kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenudhi dari dua sumber:
a.
Sumber intern adalah modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri yang
terdiri dari:
·
Laba yang ditahan
·
Penjualan aktiva tetap yang
dilaksanak perusahaan
·
Keuntungan penjualan surat-surat
berharga/efek diatas harga nominal
·
Cadangan penyusutan
b.
Sumber-sumber ekstern
Pemenuhan
modal kerja dapat diambilkan dari sumber-sumber luar perusahaan yang merupakan
utang bagi perusahaan. Antara lain:
§
Supplier
§
Bank-bank
§
Pasar modal
3. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan
modal kerja akan menyebabkan perubahan berntuk penurunan jumlah aktiva lancar
yang miliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti
dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yan dimiliki perusahaan.
Penggunaan
aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah:
a.
Pembayaran kerugian dalam kegiatan
operasional perusahaan
b.
Pembayaran kerugian-kerugian yang
diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga
c.
Adanya pembayaran utang-utang jangka
panjang
d.
Adanya pembelian aktiva tetap atau
investasi jangka panjang lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar
e.
Adanya pengambilan kas oleh pemilik
perusahaan dan pengambilan keuntungan atas pengambilan dividen oleh pemilik
dalam perseroan terbatas
f.
Adanya pembentukan dana dari aktiva
lancar pada tujuan tertentu dalam jangka panjang.
4. Laporan Sumber dan penggunaan modal
kerja
Sebagai
dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja dimasa yang akan
datang bagi manaenem diperlukan laporan perubahan modal kerja yang menunjukkan
secara rinci terjadinya kenaikan atau penutunan modal kerja dari tahun ke tahun
serta penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan itu.
Perubahan
modal kerja yang terjadi, dengn kenaikan aktiva lancar dan penurunan utang
lancar di nilai amat baik apabila berasal dari hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan, dapat dinilai kurang baik bila modal kerja itu berasal dari utang
jangka panjang.
Untuk dapat
mengetahui perubahan modal kerja dapat dengan membandingkan dua pneraca dari
dua tahun yang berurutan dan kemudian diperhitungkan perubahan kenaikan atas
penurunan modal kerjanya.
5.
Cara pemenuhan kebutuhan dana
Untuk
pemenuhan modal kerja harus diperhitungkan antara ratio likuiditas dan ratio
rentabilitas. Di samping itu pemenuhan modal kerja memallui kredit jangka
panjang dan kredit jangka pendek yang tingkat bunganya tidak sama maka perlu
diperhitungkan mengenai ‘optimum modal’. Untuk menghitung optimmum modal
menurut Jl. Meij perlu perhitungan ‘jangka waktu kritis’.
Jadi
pengertian jangka waktu kritis tersebut adalah jangka waktu dimana biaya untuk kredit
jangka panjang sama besarna dengan biaya kredit jangka pendek.
3.
PEMBAGIAN
DAN JENIS MODAL KERJA
Mengenai jenis-jenis modal kerja, W. B. Taylor menggolongkannya dalam :
Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya atau modal kerja ini disebut modal kerja bruto GWC( gross working capital ). Sedang modal kerja bersih NWC ( net working capital ) adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Manajemen modal kerja didefinisikan secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun huntang lancar.
dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam :
Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya atau modal kerja ini disebut modal kerja bruto GWC( gross working capital ). Sedang modal kerja bersih NWC ( net working capital ) adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Manajemen modal kerja didefinisikan secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun huntang lancar.
dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam :
- Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya.
- Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu
jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
yang normal. Pengertian “normal” disini adalah dalam artian yang dinamis.
- Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
- Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
musim.
- Modal Kerja Skills (Cyclical Working Capital)
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
konyungtur.
- Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya, ada pemogokan
buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar
dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.
Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai dari
saat dimana Kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat
dimana kembali lagi menjadi Kas.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Ø Manajemen Kas
TUJUAN MANAJEMEN KAS
- Penyediaan kas yang cukup untuk operasi
jangka-pendek dan jangka panjang.
- Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada
setiap waktu.
- Penetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas dan
pemberian perlindungan yang cukup sampai dana disimpan.
- Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin bahwa
pembayaran-pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah.
- Pemeliharaan saldo bank yang cukup, bilamana,
cocok, untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank komersial.
- Penyelenggaraan catatan-catatan kas yang cukup.
Pengolaan kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen
berikut ini yang dapat mempermudah pembahasan mengenai pengelolaan kas dan
menggambarkan berbagai kerja Sama yang saling berhubungan :
- Ramalan/ taksiran kas.
- Manajemen arus kas, yaitu pengelolaan penerimaan
dan pengeluaran kas.
- Investasi dana yang “ berlebihan “.
- Hubungan bank.
- Pengendalian internal (internal control).
PERAMALAN KAS
TUJUAN PERAMALAN/ PERKIRAAN KAS
Suatu Ramalan atau taksiran kas
(cash forecast) merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
serta saldonya dalam suatu periode tertentu. ini merupakan suatu fungsi yang
perlu dalam setiap rencana administrasi kas yang dikelola dengan baik.tujuan
dasar dari penyiapan anggaran kas adalah untuk merencanakan kas yang diperlukan
perusahaan ditinjau dari segi jangka panjang dan jangka pendek juga. juga
penyiapan anggaran membrikan alat untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan
kas secara efektiv dalam hal ada kelebihan kas. selain tujuan umum ini beberapa
kegunaan spesifik dari anggaran kas adalah sebagai berikut :
- Untuk mennunjukan fluktuasi yang paling tinggi
atau musiman dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang
lebih besar dalam persediaan dan piutang.
- Untuk menunjukan waktu dan jumlah dana yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, pembayaran oajak,
dividen, dan bunga.
- Untuk membantu perencanaan pertumbuhan, termasuk
jumlah dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja.
- Untuk menunjukan jauh dimuka kebuuhan, jumlah dan
lamanya dana yang diperlukan dari sumber luaragar memungkinkan usahkannya
pinjaman yang paling menguntungkan.
- Untuk membantu mendapatkan kredit bank dam
memjukan kelayakan kredit perusahaan secara umum.
- Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana yang
mungkin tersedia untuk investasi.
- Untuk merencanakan pengurangan pinjaman.
- Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak
perusahaan dan devisi perusahaan.
- Untuk memungkinkan perusahaan mengambil
keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara
progesif, sehingga dangan demikian meningkatkan laba.
METODE PERAMALAN KAS
Tiga metode telah dikembangkan untuk menyusun ramalan
kas. Meskipun saldo akhir adalah kas yang ditaksirkan, tetapi metode-metode itu
berbeda terutama dalam hubungan titik-tolak peramalan dan perincian-perincian
yang tersedia ;
- Taksiran langsung atas penerimaan dan pengeluaran
kas.
- Metode laba bersih yang disesuaikan ( Ajusted Net
Income Method).
- Diferensial metode kerja (Working Capital
Differential).
HUBUNGAN ANTARA ANGGARAN KAS DENGAN ANGGARAN LAIN
Dari pembahasan teerdahulu dengan segera kelihatan,
bahwa penyiapan anggaran kas pada umumnya bergantung anggaran yang lain, yaitu
anggaran penjualan, laporan perhitungan rugi-laba yang ditaksirkan, berbagai
anggaran operasi dan rencana strategis jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas
merupakan program penjualan yang terkoordinasi serta yang di korelasikan
denganperubahan-perubahan neraca dan penjualan serta pengeluaran yang
diperkirakan.
Dapat juga diperkirakan, bahwa anggaran kas adalah
suatu alat pengecek terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran-sasaran
anggaran operasi tercapai maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas.
Sebaliknya apabila gagal mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa
harus mencari sumber tambahan kas.
MASA ANGGARAN KAS
Masa anggaran tergantung pada beberapa faktor,
termasuk tujuan anggaran, kondisi keuangan perusahaan, dan para eksekutif
mengenai praktisnya serta kecermatan taksiran. Sebagai contoh, suatu taksiran
jangka-pendek akan dipergunakan dalam menetapkan kebutuhan kas mungkin untuk
satu atau tiga bulan di depan. Tapi apabila marjin kasnya rendah, maka
diperlukan taksiran mengenai penerimaan dan pembayaran atas dasar per
minggu, atau bahkan per hari.
Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki jumlah kas
yang besar, dapat dikebangkan suatu anggaran kas per bulan, untuk masa enam
bulan atausatu tahun di depan. Untuk penetapan kebijaksanaan umum keuangan,
akan diprlukan anggaran jangka panjang. Sebagian perusahaan berpendapat, bahwa
taksiran yang dibuat untuk menyusun anggaran untuk masa yang terbatas sampai
tiga bulan. Perusahaan lai membuat suatu anggaran yang saling berhubungan untuk
tiga bulan atau lebih didepan, yaitu dengan selalu menambahkan satu bulan dan menghilangkan
bulan berjalan.
Controller harus menyesuaikan peramalan dangan
kondisi-kondisi yang ditemukannya. Da dapat menyusun satu anggaran kas jangka
pendek untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas, dan juga anggaran jangka panjang
untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
PELAKSANAAN ANGGARAN KAS
Controller dapat menyiapkan anggaran kas dengan cara
biasa, dengan menunjukan jumlah dan tambahan yang diperlukan (jika ada), dan
lamanya kebutuhan itu. akan tetapi, tanggung jawab untuk mendapatkan dana ini
atas dasar yang palig menguntungkan berada di tangan kepala bagian keuangan
atau pejabat utama bidang keuangan.
Kebutuhan kas harus direncanakan sebagai mana halnya
dengan operasi-operasi lain. adalah memuaskan dengan hanya mengasumsikan, bahwa
volume penjualan yang tinggi dan secara otomatis menghasilkan posisisi keuangan
yang sehat. controller mempunyai cara yang efektif dalam menetapkan keperluan
akan adanya program keuangan yang dipertimbangkan dengan baik.
PENAGIHAN KAS
A. ADMINISTRASI
PENERIMAAN KAS
salah satu tujuan utama manajemen keuangan adalah
mengusahakan adanya penggunaan secara berhati-hati dan efisien. ditinjau dari
segi penagihan kas, ada dua fase yaitu;
1.
mempercepat penagihan
2.
pengendalian yang intern yang layak tehadap penaguhan.
B.
MEMPERCEPAT PENAGIHAN
Ada dua metode yang lasim dipergunakan untuk
mempercepat pengalihan, yaitu lock-box sistem dan area concentration
banking. lock-box system meliputi penyelenggaraan berbagai
rekening/simpanan dalam berbagai area geografis yang mempunyai pengalihan kas
dalam jumlah besar, sehinggah penyetor dan para pelanggan akan memakan waktu
yang lebih sedikit dalam perjalanan, paling baik apabila tidak lebih dari satu
hari.
Menurut sistem area concentration banking, unit lokal
perusahaan yang menagih pembayaran dan disetor/ disimpan dalam bank setempat.
dari bank lokal, biasanya melalui kiriman kawat/telegram, dana dipindahkan
dengan sangat cepat kepada beberapa area atau concentration bank. dana lebih
dipindahkan secara otomatis melalui talegram kepada bank dari kanor pusat
perusahaan. dalam cara ini maka waktu dalam perjalanan dapat dipersingkat.
controller diharapkan mengetahui kedua cara tersebut
dan cara-cara lain untuk mempercepat penagihan, dan membantu kepala bagian
keuangan, bilamana perlu.
C. PENGENDALIAN
INTERN ATAS PENERIMAAN KAS
Dalam organisasi perusahaan pada umumnya dijumpai
banyak jenis transaksi yang biasa atau rutin. Beberapa sumber yang rutin adalah
;
a) Penerimaan melalui pos,
b) Penjualan kontan,
c) Penjualan kredit.
Tentunya semua perusahaan mempunyai transaksi lain
yang kurang bersifat rutin, seperti penerimaan penjualan harga tetap, yang
dapat ditangani oleh pejabat tertentu atau memerlukan prosedur khusus. Kebanyakan
masalah kas akan berpusat pada transaksi yang baru dikemukakan diatas, karena
untuk penerimaan kas yang lebih bersifat luar biasa atau kurang banyak dengan
mudah dapat dekenakan suatu pengecekan yang sederhana.
Dengan tidak mempersoalkan sumber kasnya, basis untuk
pencegahan kesalahan atau kecurangan adalah prinsip pengecekan intern
(internai check). System tersebut meliputi pemisahan fungsi antara pengurusan
fisik uang dengan penyelenggaraan pembukuannya. System itu mengharuskan
pekerjaan seseorang pegawai dengan pegawai lain dapat saling melengkapi.
System pengendalian intern harus dirancang atas dasar
masing-masing organisasi. Akan tetapi terdapat saran umum yang dapat membantu
controller dalam menelaah situasi pada perusahannya sendiri:
- Semua penerimaan kas melalui pos harus dicatat
sebelum ditransfer kepada kasir.
- Semua penerimaan harus disetor sepenuhnya setiap
hari.
- Tanggung jawab untuk menangani kas harus
dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara pasti.
- Biasanya fungsi penerimaan kas dan pengeluaran
kas harus diisahkan sama sekali (kecuali dalam lembaga keuangan).
- Penanganan fisik kas harus dipisahkan seluruhnya
dari penyelenggaraan pembukaan, dan kasir tidak brwenang/berhak terhadap
pembukuan.
- Para agen dan walil lapangan diharuskan memberikan
kwitansi tanda terima, tentunya dengan meninggalkan tembusan untuk arsip.
- Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka
yang tidak menangani kas atau menyelenggarakan pembukaan.
- Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan
kas diharuskan mengambil cuti, orang lain harus menggantikannya selama
masa cuti.
- Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan
kas harus diikat dengan kontrak.
10.
Sedapat mungkin dipergunakan alat-alat mekanis yang dapat memberikan alat pengecek tambahan.
11. Apabila
praktis, penjualan kontan harus diverifikasi dengan catatan persediaan dan
hasil opname fisik persidiaan.
PENGELURAN KAS
PENGENDALIAN PENGELUARAN KAS
Dalam bidang administrasi kas ini, ada dua aspek
pengendalian, yaitu;
- Penentuan system pembayaran, dan
- Sistem pengendalian intern.
Pengalaman menunjukan bahwa kegunaan adanya
pengendalian yang teliti
terhadap
pembayarandalah untuk menjamin agar rekening-rekening hanya dibayarkan pada
saat telah jatuh tempo dan bukan lebihdini dari pada itu. Dengan cara demikian,
maka kas dapat dihemat untuk investasi sementara.
Pertimbangan lain ini dalam menentukan jadwal
pembayaran adalah penggunaan “floating cash” secara nyata. Dengan mengetahui
bahwa ada unsur-unsur dalam perjalanan , dankenyataan bahwa biasanya saldo bank
selalu lebih besar dari pada saldo menurun buku karena ada cheque-cheque yang
masih beredar, maka saldo buku dapat direncanakan peda tingkat yang lebih
rendah. “Floating cash” yang masuk dapat diseimbangkan dengan pembayaran kas.
REKENING BANK ADMINISTRASI
Dalam pengendalian pembayaran, menyangkut transaksi
divisional anak perusahaan atau kantor lapangan, maka dapat dipergunakan
beberapa rekening bank untuk tujuan khusus, misalnya imprest accouns, zero
balance accounts, dan automatic balace accounts.
Dalam system zero balance, maka rekening bank
untuk unit organisasi tertentu selalu di pelihara saldonya sebesar nol.
Apabilah di terima cheque pembayaran, maka bank di berih wewenang untuk
memindahkan dana yang di perlukan dari rekening umum ke rekening khusus untuk
membayar itu. Pembayaran dapat di lakukan dengan wesel bayar. Cara lain yang
serupa ialah, bahwa kepala bagian keuangan akan memindahkan melalui kawat atau
telegram ke dalam zero bank account, seterima pemberitahuan dari bank mengenai
permintaan pembayaran. Zero bank accounts dapat mempermudah pengawasan
pembayaran melalui satu atau beberapa perkiraan. System terseut juga
mempermudah melakukan pengecekan cepa terhadap posisi kas perusahaan
Dalam automatic balance accounts dipergunakan
perkiraan yang sama untuk penerimaan dan pengeluaran. Apabilah rekening
tersebut telah beradah di atas suatu tingkat maximum yang ditetapkan, maka
kelebihan rekening tersebut akan di transfer ke rekening pusat; dan sebaliknya,
apabilah saldo yang di bawah tingkat minimum , maka rekening tersebut harus di
isi kembali.
PENGAMATAN PENGENDALIAN INTERN
- PENTINGNYA PENGENDALAN INTERN
Apabilah uang telah di setor ke bank, nampaknya
masalah utama pengaman kas telah di pecahkan. Memang benar, bahwa pengendalian
pengeluaran kas merupakan hal yang relative sederhana apabilah beberapa aturan
di taati. Setelah factor pembelian di setujui untuk pembayaran, langkah berikut
biasanya penyiapan cheque untuk ditandatangi oleh pimpinan. Apabilah semua
pembayaran mengalami pemeriksaan seperti ini, bagaimanakah bisa timbul sesuatu
problema? Tetapi justru disinilah paling besar bahayanya. Setiap kontroler yang
harus menandatangani banyak ceque mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tugas
yang menjemukan yaitu tugas untuk memeriksa apakah laporan penerimaan di
lampirkan , membandingkan nama penerimaan uang terhadap faktur, dan
membandingkan jumlahnya. Oleh karena tugas tersebut begitu menjemukan , maka
hal tersebut dilakukan secara asal jadi saja. Namun tugas itu memang penting
untuk mengawasi pembayaran , dan harus dilakukan secara berhati-hati. Yang lain
dapat melakukan pemeriksaan secara tiba-tiba sering dokumen dan bukti
pengeluaran palsu dipergunakan untu mendapatakan tanda tangan yang keedua
kalinya. Pencegahan praktek ini mengharuskan adanya penelitian berhati-hat
sebelum cheque ditandatangi, dan jua melalui cara-cara pengamanan lainnya.
Tidak dapat di terima begitu saja bahwa segala sesuatunya berjalan dengan
baikmereka yang menandatangani cheque harus bersikap mempertanyakan transaksi yang
kelahatan meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Memang, pemeriksaan
document yang di lampirkan pada cheque sering akan menyoroti pengeluaran yang
tidak tepat dan setiap kelemahan dalam prosedur-prosedur lain.
- BEBERAPA PRINSIP PENGENDALIAN INTERN
Kesempatan penggunaan dana secara tidak wajar atau
tidak benar adalah demikian besar, sehingga seorang controller harus selalu
menekankan keperluan untuk mengadakan perlindungan yang wajar dalam fungsi
pengeluaran kas. Diperlukan adanya kewaspadaan dan prosedur pemeriksaan yang
sehat. Meskipun system pengendalian intern dapat disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi , tetapi beberapa saran umum yang bersama ditetapkan
sebagai berikut :
- Ecuali untuk transaksi kas kecil, semua
pembayaran harus dilakukan dengan cheque
- Semua cheque harus diberi nomor terlebih dahulu,
dan semua nomor yang dipergunakan atau dibatalkan harus dipertanggung
jawabkan
- Semua cheque pembayaran umum harus
ditanda-tangani oleh dua orang secara bersama-sama.
- Tangung jawab untuk penerima kas harus dipisahkan
dari tanggung jawab untuk pengeluaran kas.
- Semua orang yang menandatangani cheque atau yang
menyetujui pembayaran harus dipertanggungkan secukupnya.
- Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka
yang tidak menandatangani cheque atau menyetujui pembayaran.
- Pencatatan kas harus terpisah sama sekali dari
tugas melakukan pembayaran.
- Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan
semua dokumen pendukung ydiperlukan ang harus menjadi persayarat untuk
melakukan pembayaran.
- Cheque untuk mengisi kembali imprest fund kas
kecil dan pembayaran gaji dan upah harus dibayar kepada individu
tertentudan bukan kepada perusahaan atau pembawa.
10.
Setelah pembayaran dilakukan,semua dokumen pendukung harus diperforasi atau diberi tanda “telah dibayar” agar tidak
bisa dipergunakan untuk kedua kali.
11.
Alat-alat mekanis harus dipergunakan bilamana praktis, misalnya alat penulis
cheque dan sebagainya.
12.
Harus diadakan rotasi kerja atau diwajibkan mengambil cutibagi mereka yang
bertugas melakukan pembayaran.
13.
Persetujuan bukti/voucher pembayaran biasanya harus dilakukan oleh mereka yang
tidak bertuhgas untuk melakukan pembayaran.
14.
Untuk transfer antar bank harus ada persetujuan khusus, dan harus
diselenggarakan suatu perkiraan “ Transfer bank”.
15. Semua bukti/ voucher
pengeluaran kas kecil, harus ditulis dengan tinta atau diketik.
- METODE PENYALAHGUNAAN DANA
Cara pengamanan sebagai mana baru dibicarakan diatas,
adalah sebagian dari cara yang dikembangkan atas dasar pengalaman dari banyak
perusahaan. Beberapa cara umum untuk melakukan kecurangan adalah sebagai
berikut ;
- Menyiapkan bukti voucher palsu atau mengajukan
voucher untuk mendapatkan bayaran dua kali.
- “Kiting”, atau pinjaman tanpa mendapat
persetujuan dengan cara tidak mencatat pembayaran, tetapi mencatat
penyetoran dalam hal melakukan transfer bank.
- Mencantumkan jumlah total yang tidak benar dalam
buku kas.
- Menaikan jumlah cheque setelahditandatangani.
- Mencantumkan potongan harga dengan jumlah yang
lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
- Menguangkan cheque gaji/upah atau dividen yang
belum ditagih oleh yang berhak.
- Mengubah bukti/ voucher pengeluaran kas kecil.
- Memalsukan cheque dan memusnakannya peda saat
telah diterima dari bank menggantikan dengan cheque lain yang dibatalkan
atau dengan nota pembebanan.
- REKONSILIASI BANK
Suatu fase pengendalian intern yang penting adalah
dengan merekonsiliasikan saldo menurut salinan rekening Koran bank dengan saldo
menurun buku. Ini terutama benar lagi bagi rekening umum bank sebagaimana
dibedakan dari rekening yang hanya untuk melakukan pembayaran.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa rekonsiliasi bank
harus ditangani oleh seseorang yang bebas dari tugas mengurus penerimaan atau
pengeluatan kas. Tugas rekonsiliasi ini dapat ditangani oleh controller atau
dilaksanakan sendiri oleh bank. Perhatian khusus haru diberikan tarhadap cheque
yang beredar pada periode yanglalu dan terhadap penyetoran yang dilakukan pada
akhir periode untuk dapat mendeteksi kiting.
- DANA KAS KECIL
Pada umumnya perusahaan harus melakukan berbagai
pembayaran kecil-kecil. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka
diselenggarakan dana kas kecil diselenggarakan berdasarkan imprest fund system,
yaitu suatu system dengan saldo dana yang tetap.
Banyak dana kas kecil seperti ini diperlukan dalam
kantor cash cabang atau pada setiap pabrik. Harus disedikan bentuk kwitansi dan
proseduryang seragam termasuk limit atau pengeluaran yang dilakukan mengenai
saluran ini, melalui persetijuan secara wajar, dan sebagainya.
Apabila mungkin, maka orang yang menangani penerimaan
atau pengeluaran kas tidak boleh menangani kas kecil. Cara pengamanan lain
meliputi opname kas secara mendadak, pembatasan langsung terhadap semua
lembaran kas kecil setelah dilakukan pembayaran, dan pemeriksaan secara teliti
terhadap pengisian kembali kas kecil. Meskipun dananya mungkin kecil saja,
tetapi dapat dibelanjakan jumlah yang sangat besar (karena pembayaran yang
sering). Controller tidak boleh melalaikan pemeriksaan terhadap kegiatan ini.
INVESTASI DANA SEMENTARA
Dalam banyak perusahaan, dana berlebihan atau surplus
yang tidak diperlukan untuk tujuan operasi atau compensating bank balance
tersedia untuk diinvestasikan. Penggunaan secara berhati-hati atas dana yang
tidak dimanfaatkan dapat menambah penghasilan. Meskipun pejabat keuanganlah
bisanya yang akan mengarahkan investasi dana semacam ini, tetapi controller
akan berhubungan dengan pelaporan dan pengendalian secukupnya serta pada
umumnya harus mengetahui tentang masalah investasi.
KRITERIA MEMILIH INVESTASI
Dengan mengetahui adanya kesempatan untuk memperoleh
tambahan pendapatan dari dana yang sementara berlebihan, apakah kriteria yang
yang dapat dipergunakan dalam memilih alat investasi? Mungkin ada lima criteria
tersebut, dan semuanya agak berhubungan:
- Keamanan pokok pinjaman.
- Stabilitas harga.
- Kemungkinan pemasarannya.
- Saat jatuh tempo.
- Hasil (Yield).
Ø Manajemen
Piutang
Piutang
merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
politik penjualan kredit. Kebijakan Kredit dengan tujuan mendapatkan laba yang
optimal dg resiko minimal.
Tujuan Penjualan Kredit:
1. Merangsang minat para langganan
2. Menaikkan
volume penjualan
3. Meningkatkan laba bersih perusahaan
4. Strategi memenangkan persaingan, yaitu untuk memperbesar market share
Namun politik penjualan kredit pun
tidak berarti tanpa risiko. Berikut ini beberapa risiko penjualan kredit:
1. Tidak terbayarnya piutang ;
- Solusi : Menyediakan cadangan dana (Bad debt /
piutang tak tertagih)
- Semakin tinggi
Volume penjualan kredit maka semakin tinggi Dana diinvestasikan dalam piutang maka
semakin tinggi pula Resiko tidak
terbayarnya piutang
2. Keterlambatan Waktu pembayaran
piutang
- Akibat : Timbul Biaya pengumpulan piutang (cash
discount)
- Untuk mengatasi Cash discount dengan syarat biaya
discount < tambahan laba.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya piutang sbb :
1. Volume Penjualan Kredit
- Semakin tinggi
proporsi penjualan kredit maka semakin tinggi dana dalam piutang ; maka semakin tinggi pula resiko akan semakin tinggi profit.
2. Syarat pembayaran penjualan kredit : Ada 2
Alternatif :
- Dengan ketat Piutang Kecil (Perush. Sangat
selektif)
- Dengan Lunak Piutang besar (Perush. Kurang
selektif)
3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit
- Utamakan Kredit Kualitatif bukan Kuantitatif
- Semakin tinggi plafon kredit artinya
semakin tinggi dana dalam piutang
- Makin selektif artinya
semakin rendah dana dalam piutang
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
- Pengumpulan Piutang secara Aktif biaya
pengumpulan piutangnya besar (dengan syarat biaya tambahan tidak melampaui
besarnya tambahan revenue)
- Pengumpulan Piutang Pasif
5. Kebiasaan Para Pelanggan (mengambil
potongan/tidak). Bilamana biasa mengambil potongan dampaknya yaitu nilai
piutangnya menjadi kecil
6. Lama persyaratan kredit yaitu makin lama jangka
waktu kredit maka nilai piutang semakin besar
7. Karakteristik Industri juga berkontribusi dalam besar kecilnya piutang.
7. Karakteristik Industri juga berkontribusi dalam besar kecilnya piutang.
Hal-hal yang terkait dalam pengumpulan piutang dan
kebijakan kredit (Horne and Wachowicz, 1995) yaitu :
1. Standar Kredit: Kualitas minimum penilaian
kredit dari peminta kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Variabel yg hrs
dipertimbangkan dalam pemberian kredit :
a. kualitas
piutang dagang yang dapat diterima
b. jangka
waktu periode kredit
c. potongan
tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program
pengumpulan piutang
2. Termin Kredit: Jangka
waktu periode kredit dan potongan tunai yg diberikan jika dilakukan pembayaran
lebih awal
3. Potongan Tunai: Prosentase
pengurangan pembayaran dari jumlah bruto penjualan, karena pembayaran dilakukan
dalam periode potongan tunai.
4. Default risk:
Kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin terjadi, karena
pelonggaran standar kredit dan pelambatan waktu pengumpulan piutang.
Apa yang
dimaksud dengan Manajemen Piutang ?
1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang :
Rencana jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget
penjualan dengan memperhatikan persyarakatan pembayaran yang ditawarkan
perusahan dan kebiasaan pelanggan membayar bunganya.
2. Pengendalian piutang : Untuk pengendalian piutang secara ketat perlu dilaksanakan : penyaringan langganan, penentuan resiko, penentuan potongan, pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit dan penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penugak.
2. Pengendalian piutang : Untuk pengendalian piutang secara ketat perlu dilaksanakan : penyaringan langganan, penentuan resiko, penentuan potongan, pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit dan penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penugak.
3. Penggunaan ratio
- Hitung rasio piutang dengan kerugian piutang yang
timbul
- Hitung tingkat perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang
- Bandingkan rasio-rasio di atas dengan : tahun
sebelumnya, anggaran, maupun kelompok industrinya.
Perencanaan Jumlah dan Pengumpulan
Piutang
- Rencana jumlah piutang pada waktu yang akan
datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan
persyaratan pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan pelanggan
membayar utangnya.
- Besarnya rencana piutang akan berpengaruh dari
sejumlah resiko piutang berupa piutang tak tertagih yang diestimasikan
oleh pihak perusahaan.
Pengendalian Piutang
- Penyaringan pelanggan
- Penentuan resiko kredit
- Penentuan potongan-potongan
- Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan
penarikan kredit.
- Penentuan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi
penunggak
Penilaian Terhadap Calon Pembeli
(Resiko Kredit), yaitu prinsip 5 C :
- Character menyangkut kejujuran, tanggungjawab
dalam memenuhi kewajiban
- Capasity kemampuan untuk membayar hutangnya
- Capital Dilihat dari jumlah modal sendiri yang
dimiliki perusahaan dari suatu periode; dan Perbandingan dari modal
sendiri dan modal asing.
- Collateral jaminan dalam pengambilan kredit
- Condotions kondisi perekonomian secara umum
Langkah-langkah Penentuan Resiko
Kredit
- Penentuan batas tertinggi resiko kredit.
o misal;
dalam 5 tahun terakhir terjadi kredit yang tidak tertagih 4%, 3%, 5%, 6%, dan
5%. Maka dapat ditentukan batas tertinggi sebesar 6% dari penjualan kredit.
- Mengadakan klasifikasi pelanggan.
- Seleksi pelanggan tetap.
Perputaran Piutang
- Merupakan periode waktu terikatnya dana pada
piutang
o Kas, Inventory,
Piutang
- Periode perputarannya piutang tergantung dari
panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat
pembayaran kredit
- Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Penjualan netto kredit
Tingkat perputaran piutang : --------------------------------- = .... X
Rata-rata piutang
o Penjualan
netto kredit adalah semua penjualan kredit sesudah dikurangi potongan-potongan.
o Rata-rata
piutang dapat dihitung dari piutang awal (neraca awal) ditambah piutang akhir
(neraca akhir) dibagi dua.
Pengumpulan Piutang
- Rata-rata pengumpulan
piutang :
365 hari
---------------------------------------- = ……… hari
Tk. Perputaran piutang
- Kegunaan Hari rata2 pengumpulan piutang adalah
untuk menilai efisiensi dalam pengumpulan piutang:
1.
Efisien Jika rata2 pengumpulan
piutang < waktu piutang yang telah ditetapkan.
2.
Inefisien Jika rata2 pengumpulan
piutang > waktu piutang yang telah ditetapkan.
Ø Manajemen Persediaan
Definisi:
Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam
proses dan barang jadi.
Pengendalian persediaan:
aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada
produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material.
Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada
jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa
sehingga tidak memerlukan persediaan.
MENGAPA PERSEDIAAN
DIKELOLA?
1.
Persediaan merupakan
investasi yang membutuhkan modal besar.
2.
Mempengaruhi pelayanan
ke pelanggan.
3.
Mempunyai pengaruh pada
fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.
JENIS PERSEDIAAN
1.
Persediaan barang jadi
biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent
demand inventory)
2.
Persediaan barang
setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan
bukan pada keinginan pasar (dependent
demand inventory).
ALIRAN MATERIAL
Bahan dalam
proses
Vendor Bahan Barang dalam Barang
Customer
Pemasok mentah proses jadi (Pelanggan)
Barang dalam
Proses
KAPASITAS
VS PERSEDIAAN
Kapasitas:
merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk
Persediaan:
semua persediaan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan proses
produksi dan jalur distribusi.
TUJUAN PERSEDIAAN
- Menghilangkan
pengaruh ketidakpastian (mis: safety
stock)
- Memberi
waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
- Untuk
mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
HAL-HAL YANG
DIPERTIMBANGKAN
- Struktur
biaya persediaan.
a. Biaya
per unit (item cost)
b. Biaya
penyiapan pemesanan (ordering cost)
-
Biaya pembuatan
perintah pembelian (purchasing order)
-
Biaya pengiriman
pemesanan
-
Biaya transportasi
-
Biaya penerimaan (Receiving cost)
-
Jika diproduksi sendiri
maka akan ada biaya penyiapan (set up
cost): surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan
peralatan.
c. Biaya
pengelolaan persediaan (Carrying cost)
-
Biaya yang dinyatakan
dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan
untuk investasi (Cost of capital).
-
Biaya yang meliputi
biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost
of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
d. Biaya
resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
e. Biaya
akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
Persediaan mjadi sangat penting karena
persedian berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat
persediaan :
- Kualitas 5.
Kapasitas berlebih
- Rekayasa Produk 6. Kemampuan merespon pelanggan
- Harga 7.
Tenggang waktu
- Lembur 8.
Profitabilitas keseluruhan
Artinya : Perusahaan dengan tingkat persediaan
lebih tinggi dari perusahaan lain à memiliki kecendrungan untuk berada dalam
kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi à biaya persediaan tinggi à biaya tinggi à mempengaruhi laba)
Apa Itu Biaya Persediaan ???
Ada 2 (dua) kemungkinan :
1. Dunia Penuh Kepastian à dimana permintaan akan suatu produksi / bahan
baku diketahui dengan pasti untuk periode tertentu, sehingga dikenal 2 biaya
utama :
1.a. Jika bahan baku dibeli dari luar à biaya
pemesanan* dan biaya penyimpanan
1.b. Jika bahan baku diproduksi à biaya persiapan*
dan penyimpanan
*) mewakili biaya yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh persediaan
2. Dunia Tidak Pasti à dimana permintaan tidak diketahui secara
pasti à muncul katagori biaya ke-3 dari biaya
persediaan yaitu : biaya habisnya persediaan
Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk
menempatkan dan menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya
asuransi untuk pengiriman, biaya pembongkaran
Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau
komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk
menyimpan persediaan. Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan
biaya ruang penyimpanan.
Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi
karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh :
penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
Alasan Tradisional Punya Persediaan :
1. Laba Maximal à Turut meminimalkan biaya yang berkaitan
dengan persediaan
Minimalkan biaya
penyimpanan à
mendukung produksi dikit aja
Minimalkan biaya pemesanan à
mendukurng pemesanan dalam jumlah besar
Artinya à menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan
dengan biaya penyimpanan
2. Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi
tanggal pengiriman)
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas
manufaktur akibat :
a.
Kerusakan Mesin
b.
Kerusakan Komponen
c.
Tidak tersedianya komponen
d. Pengiriman komponen yang terlambat
4. Mendapatkan potongan harga jika beli dalam
jumlah banyak
5. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan à selalu hasilkan produk rusak
6. Hindari resiko kenaikan harga dimasa yang akan
datang.
4.
PEMBIAYAAN
JANGKA PENDEK
A. Tipe Pendanaan Jangka Pendek
- Pendanaan
Spontan (spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari
penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual.
- Pendanaan
Tidak Spontan (non spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang
tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan
perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank.
B.
Pendanaan Spontan (Spontaneous Financing)
Jenis
pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis.
Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran hutang dalam setahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit
Contoh
- Perusahaan
Ogah Rugi membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan
jangka waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian
rerata utang dagang Perusahaan Ogah Rugi sebesar Rp 75.000.000,-
- Jika
perusahaan menaikkan pembelian kredit sebesar 10% ( Rp 300.000.000 ), maka
rerata utang dagangpun akan naik sebesar 10% ( Rp 82.500.000 ). Begitu
jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya sebesar 5% maka rerata
utang dagangpun akan turun 5%.
- Maka
tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan Ogah Rugi ketike membuat
budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.
C.
Pendanaan Tidak Spontan (Nonspontaneous Financing)
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
- Commersial
Paper.
Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor.
Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
- Pinjaman
Kredit.
Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari
bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk
tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan
pinjaman ini, peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum
tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman).
- Factoring
atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan
yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan
tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas.
Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative
investasi.
- Menjaminkan
Piutang.
Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai
jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan
alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika
pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan
untuk melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).
- Menjaminkan
Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk
memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan
piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan
memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai p[ersediaan yang
dijaminkan.
- Akseptasi
Bank.
- Repo.
D.
Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menetukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
- Strategi
pendanaan secara keseluruhan
- Biaya
- Ketersediaan
- Fleksibilitas
🙏🙏
BalasHapus